Liputan6.com, Semarang Cobalah sesekali sampaikan selamat pagi atau salam pagi dengan cara lain. Misalnya dengan bunga. Sebab, bahasa bunga adalah bahasa simbol yang kaya makna dan selalu elegan.
Bagi yang lewat Semarang, Jawa Tengah cobalah sesekali mampir ke Kampung Krisan. Sebuah kampung di Dusun Clapar Desa Duren Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, yang masyarakatnya menanam bunga Krisan sebagai kesibukan sehari-hari.
Bukan hanya menjual hasil kebunnya, mereka mampu menciptakan kampungnya sebagai salah satu obyek wisata alternatif.
Dwi Puji, salah satu remaja yang beberapa kali berkunjung menuturkan bahwa ia sangat betah berada di antara bunga-bunga itu. Ada suasana berbeda yang disampaikan bunga-bunga itu kepadanya.
Baca Juga
Advertisement
"Setiap kali saya melihat kuntum-kuntum Krisan, telinga saya seperti mendengar bisikan-bisikan romantis," kata Dwi Puji kepada Liputan6.com menggambarkan romantisnya menyampaikan salam pagi dengan bunga ini.
Untuk mencapai Kampung Krisan itu, bisa lewat Jalan Bergas-Bandungan. Bisa juga menempuh jalur sebaliknya. Pengelola sudah menyiapkan area titik kumpul termasuk penjemputan.
Aadapun tiket masuk wisata agro tadi masing-masing pengunjung dikenai Rp 10.000. Soal akses, jika menggunakan bus, parkirkan di pertigaan jalur masuk dusun ini, lalu naik menggunakan angkutan.
Foto selfie atau swafoto menjadi salah satu andalan sebagai oleh-oleh pengunjung. Namun jika ingin membawa pulang bunga cantik ini, tiap tangkai dihargai Rp 2.500.
Harga segitu tentu tak seberapa bagi anda yang benar-benar mengungkapan rasa hatai atau sekadar menyampaikan salam pagi kepada pasangan anda dengan cara yang berbeda.
Adalah Carolus Linnaeus, bapak taksonomi modern yang memberi nama Bunga Krisan ini. Krisan atau dalam bahasa latin chrysanthemum berasal dari bahasa Yunani.
Awalan "chrys" dalam bahasa Yunani berarti emas, sedangkan "anthemion" berarti bunga. Awalnya, Krisan memang berwarna keemasan. Di kemudian hari bervariasi mulai dari merah, putih, kuning, dan ungu.
Aneka simbol
Krisan memiliki tangkai panjang ramping. Satu tangkai terkadang memiliki beberapa kuntum bunga.
Konfusius menganggap Krisan sebagai obyek meditasi. Di Jepang, proses mekarnya kelopak bunga diyakini mencerminkan kesempurnaan. Pada tahun 400 M, biksu Buddha membawa bunga ini ke Jepang.
Saking kagumnya terhadap Krisan, tahta kaisar sering dihiasi dengan bunga ini. Hingga kini, Jepang masih merayakan Krisan sebagai simbol kerajaan dan kehormatan selama Festival of Happiness, sebuah festival untuk merayakan bunga mempesona ini.
Di Cina, Krisan digunakan untuk tujuan pengobatan dan dianggap membawa energi kehidupan dan vitalitas. Selain itu, Krisan merupakan bunga kelahiran November serta merupakan bunga ulang tahun pernikahan ke-13.
Berbagai kota mengambil krisan sebagai bunga resmi, dengan salah satunya adalah Chicago. Di sana, bunga ini dipandang sebagai simbol keceriaan.
Warna Krisan bisa menandakan emosi. Kirim bunga ini saat anda ingin mengirim pesan sukacita, kesetiaan, dan umur panjang. Berikan Krisan putih kepada pasangan untuk memberitahu bahwa cinta anda adalah murni dan akan selalu setia.
Krisan merah berhubungan dengan cinta, sehingga bunga ini akan sempurna ketika anda ingin mengirim pesan cinta. Sedangkan Krisan kuning dianggap sebagai simbol sukacita, optimisme, dan cinta.
Wajar jika memandang bunga-bunga Krisan atau berada diantara Krisan dan kupu-kupu, imajinasi mengajak berpuisi :
Ketika dua ekor kekupu
berterbangan diantara bebungaan
masih perlukah kita bertanya
: apa arti cinta ?
Advertisement