Liputan6.com, Washington, DC - Hubungan Presiden Donald Trump dengan media jauh dari gambaran harmonis. Fenomena ini sudah berlangsung jauh sebelum Trump dilantik dan belakangan situasinya semakin tegang.
Semasa kampanye pilpres tahun lalu, pihak Trump sempat melarang sejumlah media termasuk di antaranya The Washington Post dan BuzzFeed meliput acara-acara kampanyenya. Alasannya, mereka dianggap memberikan laporan tidak akurat, palsu, dan tidak jujur.
Advertisement
Setelah dirinya berkuasa, sejumlah media besar seperti The New York Times, CNN, Politico, The Los Angeles Times, dan BuzzFeed kembali dilarang mengikuti briefing yang dilakukan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer. Langkah tersebut mengejutkan dan menuai protes keras.
Trump sendiri pernah menyebut beberapa media seperti The New York Times, NBC News, CBS, dan CNN sebagai musuh rakyat AS karena menyebarkan berita palsu. Tak hanya itu, orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut juga menunjuk media-media di atas adalah musuh rakyat AS.
Dalam kesehariannya, sejumlah media yang dimusuhi Trump memang sangat kritis dalam membahas berbagai kebijakannya. Berkaca pada sikap Trump terhadap media, maka isu kebebasan pers pun mengemuka.
Ternyata, hal tersebut juga menjadi perhatian aktor, sutradara, sekaligus produser papan atas Hollywood, Tom Hanks. Pria yang kerap bermain dalam film bergenre drama dan komedi itu dikabarkan memberi hadiah sebuah mesin pembuat kopi kepada korps jurnalis Gedung Putih.
"Teruslah berjuang untuk kebenaran, keadilan, dan 'American Way'. Terutama untuk kebenaran," demikian pesan Tom Hanks seperti dikutip dari News.sky.com, Jumat, (3/3/2017).
Rupanya ini bukan kali pertama Tom Hanks memberikan mesin kopi bagi korps jurnalis Gedung Putih.
Bintang Hollywood yang meraih Golden Globe dan Academy Award untuk aktingnya di film Philadelphia itu pertama kali menghadiahi pers Gedung Putih mesin kopi saat era George W. Bush setelah ia mengetahui tidak ada peralatan serupa di sana.
Aktor yang juga dikenal lewat kolaborasinya dengan sutradara Steven Spielberg di film Saving Private Ryan ini kembali memberikan wartawan Gedung Putih sebuah mesin kopi pada tahun 2010 mengingat yang pertama sudah rusak.
Sikap tidak bersahabat Trump ke awak media juga ditunjukkannya dengan absen dalam ajang makan malam tahunan dengan pers Gedung Putih. Padahal acara ini merupakan sebuah tradisi lama yang sudah berlangsung sejak tahun 1921.
Presiden terakhir yang tidak menghadiri White House Correspondent Association Dinner ini adalah Ronald Reagan pada tahun 1981. Saat itu, Reagan tidak bisa hadir karena ia dalam upaya pemulihan setelah mengalami upaya percobaan pembunuhan.
Meski tidak hadir, ia mengirimkan pesan penuh persahabatan untuk dibacakan pada malam itu. Sementara itu, Presiden Richard Nixon yang dikenal membenci media juga tidak hadir dalam ajang ini pada tahun 1972.