Liputan6.com, Yogyakarta - Puluhan Bonek, suporter Persebaya, menunggu timnya berlaga sembari membersihkan coretan di dinding Kompleks Stadion Maguwoharjo Sleman, Jumat (3/3/2017). Selama Persebaya berlaga di Piala Dirgantara, ribuan bonek memutuskan untuk nomaden di beberapa titik sekitar Stadion Maguwoharjo.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu pendiri Bonek Jogja, Tulus Budi, merasa bertanggung jawab terhadap aksi vandalisme yang dilakukan oleh kalangan Bonek. Jadi, Bonek Jogja berinisiatif mengajak sejumlah Bonek dari wilayah lain tersebut untuk membersihkannya. “Ini bukti bahwa kami (Bonek) ingin berubah dan memberikan pelajaran kepada masyarakat dan kawan-kawan kami sendiri,” ujarnya.
Aksi bersih dari vandalisme diikuti oleh perwakilan dari Bonek se-Jabodetabek serta Bonek Gresik. Rencananya, aksi digelar secara rutin sepanjang berlaganya Persebaya di Piala Dirgantara. Tulus berharap, aksi ini bisa membuka mata publik bahwa Bonek kini sudah benar-benar berubah. Terlebih, kembalinya Persebaya menjadi momentum penting bagi Bonek untuk berbenah.
Ia juga mengimbau kepada Bonek untuk menjunjung tinggi prinsip 'No Ticket No Game'. Terbukti, pada dua laga awal Persebaya di Piala Dirgantara, nyaris tak ada Bonek yang masuk stadion tanpa tiket.
“Bonek yang tak bisa masuk stadion, banyak yang memilih pulang. Ini seleksi alam namanya, kan. Mana suporter yang benar-benar ingin berubah,” ucap Tulus.
Wakil Direktur Operasional dan Fans Relation Chairul Basalamah saat meet and greet di Kebon Rodjo Yogyakarta beberapa hari lalu juga menegaskan, manajemen sangat mendukung gerakan positif No Ticket No Game tersebut.
Salah satunya, manajemen akan menggelar tur Bonek bersama manajemen ke Stadion Maguwoharjo, Sabtu (4/3), ketika Persebaya akan menghadapi Cilegon FC di laga terakhir babak penyisihan Piala Dirgantara.
“Belajar bersama untuk bisa tertib. Ini bukti perubahan kami,” kata Chairul.
(Switzy Sabandar)
