Liputan6.com, Brebes - Striker Persab Brebes, Mario Nur Cahyo, berambisi memperkuat Timnas Indonesia U-19. Dia mengaku siap bersaing dengan pemain lain yang bertalenta di atas rata-rata.
"Memang sejak dulu cita-cita saya menjadi pemain timnas. Semua pemain bola mesti ingin membela negara. Makanya dengan kesempatan ini saya akan berusaha maksimal," kata Mario.
Baca Juga
Advertisement
"Saya yakin persaingan sangat ketat. Pemain yang ikut seleksi ini bukan sembarangan. Tapi mereka yang kualitasnya di atas rata-rata," sambungnya.
Bersama tujuh rekannya di Persab, Mario tengah menjalani seleksi anggota Timnas Indonesia U-19 tahap pertama di NYTC, Sawangan, Depok, 1-4 Maret 2017. Total ada 41 pemain yang ikut seleksi tahap pertama. Sebagai putra asli Kabupaten Brebes, Mario mencoba untuk tidak pesimis pada proses pemilihan yang ketat.
Mario, yang mengoleksi 12 gol pada Piala Soeratin U-17 tahun 2016 bersama Persab, siap mengeluarkan penampilan terbaiknya dalam seleksi Timnas Indonesia U-19 yang dipimpin pelatih Indra Sjafri.
"Saya percaya dengan kerja keras, semangat, usaha, serta doa orang tua dan pencinta sepak bola di Kabupaten Brebes, Insya Allah tidak ada hal yang tidak mungkin untuk bisa lolos seleksi. Hasilnya cuma Allah yang menentukannya," tutur Mario.
Idola Mario
Mario, yang sejak kecil suka sepak bola, mengawali kariernya bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Desa Klampis, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes. Namun, menginjak usia 11 tahun, SSB tersebut bubar.
Selanjutnya, Mario pindah ke SSB Dewantara Kecamatan Jatibarang. Bersama SSB tersebut, Mario mengaku kemampuannya sangat berkembang. Buktinya, dia bisa masuk di tim Persab Junior yang saat itu tengah melakukan seleksi untuk ajang Liga Remaja tingkat regional Jateng 2015.
Siswa SMA Negeri 2 Brebes itu mengaku mengidolakan Khusnul Yaqien, yang tidak lain pemain asli Kabupaten Brebes. Khusnul Yaqien ikut andil membawa Persab masuk empat besar tingkat regional Jateng dalam ajang Liga 3.
"Alasan saya mengidolakan Pak Khusnul Yaqien, selain pernah menjadi pemain profesional bersama PSIS Semarang, dia juga tidak pernah melupakan agama. Pak Khusnul bilang sepak bola memang sudah melekat pada diri saya, tetapi sholat itu kewajiban yang harus dijalani," jelasnya.
Selain Pak Khusul Yaqien, Mario juga mengidolakan Andik Virmansyah. Menurutnya, Andik memiliki gaya bermain seperti Khusnul Yaqien. "Mudah-mudahan nasib saya bisa seperti kak Andik Vermansyah, menjadi pesepakbola nasional dan bermain di luar negeri," pungkas Mario
Advertisement