Liputan6.com, Semarang Kota Semarang terpilih menjadi perwakilan Indonesia menjadi Kota Tangguh untuk berpartisipasi dalam program 100 Resilient Cities (100 RC). Program yang didanai Rockefeller Foundation ini menempatkan Semarang bersama 67 Kota lain di dunia.
Launching sebagai kota tertangguh ini dilakukan oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu. Launching ini dihadiri perwakilan PMI pusat, perwakilan dari International Federation of Red Cross, Global Disaster Preparedness Centre, American Red Cross dan juga perwakilan USAID Korea Red Cross.
Dalam sambutannya Wakil Wali Kota menyebutkan bahwa predikat itu memang membanggakan. Namun hal ini pasti akan menimbulkan tanda tanya mengenai kriteria tangguh.
"Semarang Kota Tangguh? Tangguh sebelah mana? Kami menyikapi sebagai kota yang harus lebih tangguh dibanding sebelumnya," kata Hevearita, Sabtu (4/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Ita, begitu ia akrab dipanggil, kemudian menjelaskan bahwa strategi kota tangguh sudah diluncurkan sejak tahun 2016. Strategi itu adalah strategi ketahanan kota yang berdasar pada enam pilar yang berbicara tentang air dan energi hingga mobilitas dan peningkatan kapasitas SDM.
Mengenai ketangguhan, tambah Ita, tidak melulu bicara bencana tapi juga mulai dari kebutuhan dasar, sosial ekonomi, mobilitas hingga sumber daya manusia. Semuanya saling terkait dan mempengaruhi.
" Bagaimana kota ini bisa terus berfungsi, bagaimana kota ini menjadi rumah bagi warganya," kata Ita menjelaskan sambutan Wali Kota Hendrar Prihadi yang dibacakannya.
Saat ini, kota-kota di dunia memiliki permasalahan yang hampir sama. Macet, banjir, pengangguran, kekurangan air dan masih banyak lagi. Dalam melihat persoalan itu, Semarang menempatkan aspek kapasitas sebagai strategi ketahanan. Seluruh intervensi negara dalam permasalahan warganya bertumpu pada peningkatan kapasitas.
Masyarakat harus memperoleh informasi mengenai apa yang terjadi di kota Semarang sehingga dapat lebih siap dan lebih tangguh. Misalnya saja, informasi mengenai kebencanaan harus diperluas hingga masyarakat lebih tahu bagaimana menghadapi bencana. Peningkatan sumber daya manusia juga dilakukan agar memiliki daya saing. Demikian pula dengan inovasi teknologi.
"Semua untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang makin hari makin variatif. Makanya kita memiliki berbagai aplikasi yang mendukung ke arah smart city," kata Ita.
Dalam launching itu juga dihadirkan anak-anak SD agar mereka memahami konsep daya tahan sebuah kota sejak dini. Menurut Ita, anak-anak itu bukan hanya sebagai penonton saja, namun mereka dilibatkan secara aktif sesuai kapasitasnya. Hal ini bermanfaat untuk saling menguatkan sesama anak jika mendapati anak yang membutuhkan bantuan.
Sementara itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi secara terpisah menjelaskan kepada Liputan6.com, saat ini di Semarang free wifi bertebaran di sejumlah taman kota. Pengembangan aplikasi pelayanan publik dan informasi juga sudah sangat beragam.
"Mau lihat jadwal BRT, mau lapor ketidakberesan pelayanan publik, maupun hal-hal lain yang sifatnya mempermudah menjawab kebutuhan masyarakat, kita sediakan. Ke depan kita inginkan semua terintegrasi, sehingga benar-benar bisa menjadi kota tangguh," kata Hendi, sapaan karibnya.