Liputan6.com, Semarang - Dalam acara seremoni di Hotel Serata, Semarang, sejumlah kader Partai Demokrat di Jawa Tengah melepaskan jaket partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka ramai-ramai pindah ke Partai Hanura.
Wakil Sekjen Partai Hanura Tridianto membenarkan kabar itu. Menurut dia, perpindahan itu baru gelombang pertama di Jawa Tengah. "Saya yakin akan diikuti gelombang-gelombang berikutnya," kata Tri saat melalui pesan tertulis, Jakarta, Sabtu (4/3/2017).
Advertisement
Ada sejumlah alasan para kader berpaling dari Partai Demokrat ke Partai Hanura. Menurut Tri, Hanura lebih menjanjikan dalam belajar politik. Tidak ada dinasti dan memungkinkan berkreasi.
"Tidak ada ketakutan karena tidak ada tekanan-tekanan dan paksaan. Jadi teman-teman ingin belajar jadi politisi yang mandiri dan berdemokrasi yang sehat," jelas Tri.
Meskipun demikian, Tri meminta publik tidak salah paham. Sikap mereka itu bukan untuk menggembosi Demokrat.
"Ini hanya soal memilih rumah politik yang lebih pas dan nyaman saja. Dahulu Demokrat nyaman karena Ketumnya Pak Hadi dan Mas Anas terbuka, enak dan demokratis. Sejak Mas Anas dikudeta, suasana sudah tidak nyaman lagi. Apalagi teman-teman merasa diperintah bekerja keras, padahal nanti ujungnya untuk politik keluarganya Pak SBY. Jadi wajar saja ingin rumah baru," tutur dia.
Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap itu yakin keberanian untuk memilih rumah baru akan terus muncul bergelombang. Dia mengatakan bahwa para kader itu tidak ingin bermusuhan dengan Demokrat, karena tidak membenci Demokrat.
"Berbeda partai itu biasa saja. Pindah partai juga biasa. Tidak usah ada yang marah. Mari berteman dan berkompetisi secara sehat," kata orang dekat Anas Urbaningrum tersebut.
Tri menambahkan, para kader yang pindah ke Hanura itu berasal dari Kabupaten Rembang, Blora, Pemalang, Semarang, dan Kota Semarang. Hadir dalam acara itu antara lain Wakil Ketua Umum Partai Hanura Gede Pasek Suardika, didampingi Wasekjen Partai Hanura Sunar Nugroho, Wakil Bendahara Umum Partai Hanura Muhamad Rochim.