Liputan6.com, Jakarta Sejak tahun 2013, Indonesia memiliki apa yang disebut "Pekan Sarapan Sehat". Kegiatan yang diadakan setiap tanggal 14-20 Februari setiap tahunnya ini fokus dalam upaya mengajarkan penduduk Indonesia pentingnya sarapan.
Merayakan Pekan Sarapan Nasional 2017, Energen - Mayora Nutrition menciptakan kampanye nasional bertajuk "Sarapan Sehat Sebelum Jam 9". Setelah mengunjungi 29 kota di Indonesia, dan menarik lebih dari 200 ribu peserta, acara ini tiba di Bandung.
Advertisement
Diselenggarakan pada tanggal 5 Maret 2017, di Lapangan Hubdam, Tegalega, Bandung, Mayora Nutrition membawa serta Pergizi Pangan Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia serta pemerintah kota Bandung untuk sama-sama mengajarkan pentingnya sarapan sehat--yang sebaiknya dilakukan sebelum pukul 9 pagi.
Dalam acara tersebut, Prof. Dr. Hardinsyah, ketua dari Pergizi Pangan Indonesia mengatakan, "Sebelumnya tidak ada istilah sarapan sehat, adanya makan pagi. Makan pagi beda dengan sarapan, sarapan beda dengan sarapan sehat."
Prof. Hardinsyah menekankan, sarapan itu termasuk minuman. Jadi, di pagi hari yang harus difokuskan bukan hanya makanan saja, tapi termasuk juga komponen cair di dalamnya.
Sementara itu, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia, Dr. Ulul Albab, SpOG mengatakan, sarapan itu sebaiknya paling telat satu jam setelah bangun, karena jika lewat gula darah akan menurun dan bisa menyebabkan lesu dan kantuk.
"Anak-anak yang tidak sarapan akan sulit konsentrasi di sekolah sehingga sulit untuk menyerap pelajaran," tandasnya lagi.
Menurut Dr. Ulul, sarapan memberikan banyak manfaat sehat, seperti mendongkrak energi, mempertajam memori otak, dan meningkatkan daya serap dan konsentrasi.
Dr. Ulul juga mengatakan, riset menemukan beberapa menu terbaik sarapan adalah: susu, sereal, biskuit, dan telur.