Liputan6.com, Pekanbaru - Banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat yang juga memutus jalur lintas Riau-Sumbar, mengakibatkan lima nyawa melayang. Korban tertimpa material longsor saat melintas memakai mobil di jalur lintas tersebut.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkap identitas para korban adalah Doni Fernandes (31), Teja (19), Yogi Saputra (23), Muklis alias Ujang (45) dan Karudin (25).
"Kemudian ada korban luka berat, yaitu Syamsul Bahri dan Candra (42)," kata Sutopo melalui rilisnya, Sabtu, 4 Maret 2017.
Atas musibah tersebut, Bupati setempat telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor selama tujuh hari di Kabupaten 50 Kota, yaitu dari 3 sampai 9 Maret 2017.
"Percepatan penanganan longsor dan banjir berlangsung sejak 3 Maret 2017. Kondisinya sekarang hujan masih terjadi dan menyebabkan Sungai Sumpur meluap, serta menyebabkan longsor di tebing dan perbukitan," kata Sutopo.
Hingga Sabtu malam, ada delapan kecamatan dan 13 nagari terdampak langsung dari banjir dan longsor, yang meliputi Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Mungka, Hurau, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Sulikik dan Empat Barisan.
Ratusan rumah terendam banjir seperti 150 di Jorong Ranah Pasar, 50 rumah di Jorong Ranah Baru dan 50 rumah di Jorong Abai. Hingga kini,Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih mendata para korban.
"Bencana ini juga mengakibatkan lima dusun terisolir. Jalan nasional penghubung Sumbar-Riau putus," kata Sutopo.
Baca Juga
Advertisement
Sutopo menjelaskan, tim reaksi cepat BNPB tiba di lokasi bencana. Di samping itu, personel TNI, Polri dan sejumlah dinas yang kesulitan menuju Kecamatan Pangkalan, sudah tiba di lokasi dan mengevakuasi korban yang tertimpa longsor.
"Mobil yang tertimpa longsor itu ada di KM 17 Koto Alam, Kecamatan Pangkalan. Kondisi mobil dalam kondisi rusak berat," kata Sutopo.
Sejauh ini, BPBD 50 kota sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kampar, Riau, untuk menangani banjir di Kecamatan Pangkalan. Di samping itu, posko utama banjir dan longsor sudah didirikan di kantor bupati lama.
Meski telah menyalurkan bantuan logistik, petugas di lapangan saat ini masih membutuhkan alat berat untuk membersihkan material longsor, mobil rescue, perahu karet, tenda, permakanan, obat-obatan, selimut, air minum dan lainnya.
"Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan ancaman banjir, longsor dan puting beling mengingat hujan masih terus terjadi dalam satu pekan ke depan," kata dia.
Sementara itu, BPBD Provinsi Riau menyebut telah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan, tenda, pelampung, hingga perahu karet ke korban bencana banjir dan longsor ke Kabupten 50 Kota.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger menyebut bantuan dikirimkan mulai kemarin pagi dan diharapkan bisa meringankan korban banjir dan longsor di provinsi tetangga tersebut.
"Bantuan yang dikirimkan berupa 20 baju pelampung, lima unit matras, lima paket 'family kit', 10 unit tenda gulung, dua perahu karet berikut dua mesin tempel," kata dia.
Juga dikirimkan 200 kilogram beras, enam kardus biskuit, tujuh kardus mie instan, lima kardus susu, dua kardus sarden dan minya goreng serta 18 paket tambahan gizi. Seluruh bantuan dikirimkan menggunakan jalur darat.
Untuk mengantisipasi sejumlah titik longsor yang terjadi di perbatasan Riau-Sumatera Barat yang berpotensi menghambat pengiriman bantuan, pihaknya berusaha menembus ke titik bencana menggunakan jalur sungai menggunakan perahu karet.