Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan pejabat tinggi (SOM) dalam KTT (IORA) menyepakati sebuah draf dokumen yang kelak akan dibawa dan dibahas ke pertemuan tingkat menteri pada Senin 6 Maret besok.
Hal tersebut dilakukan untuk menyempurnakan dokumen tersebut.
Dijelaskan oleh Ketua Delegasi Indonesia dalam SOM IORA, Desra Percaya, ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tingkat pejabat tinggi. Termasuk di antaranya, soal penanganan terorisme.
"Agenda utama adalah pembahasan outcome document untuk persiapan pertemuan tingkat menteri besok soal declaration preventing and couter terorism and violent extremism," ucap Desra di JCC, Minggu (5/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Desra mengatakan, diangkatnya isu terorisme di IORA karena masalah ini sudah melanda seluruh negara anggota. Harus ada aksi nyata agar persoalan tersebut bisa ditangani.
"Faktanya Indonesia adalah korban terorisme, negara lain (anggota IORA) seperti Kenya juga korban terorisme, kita antisipasi dengan rancangan kerja sama yang lebih erat," sebut dia.
"Tidak hanya karena kita jadi korban, tapi kita harus dapat mengatasi terorisme ke depan," tambah dia.
Lebih jauh mantan kepala perwakilan RI untuk PBB itu menekankan masalah terorisme tidak hanya dihadapi negara-negara di Samudera Hindia. Namun seluruh dunia terkena masalah yang sama.
"IORA bertanggung jawab menjawab tantangan yang ada di dunia," jelas Desra.
Selain soal terorisme, pertemuan SOM ini pun membahas sejumlah masalah, yaitu rencana aksi nyata IORA empat tahun ke depan dan persiapan kesepakatan IORA Concord yang akan disetujui dalam pertemuan tingkat kepala negara.