Batu Besar Bukit Batu Gunungkidul yang Memakan Korban Masih Labil

Sebanyak lima kepala keluarga was-was tinggal di bawah bukit yang dikenal sebagai Gunung Buthak Gunungkidul.

oleh Yanuar H diperbarui 06 Mar 2017, 11:03 WIB
Sebanyak lima kepala keluarga was-was tinggal di bawah bukit yang dikenal sebagai Gunung Buthak Gunungkidul. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bukit batu yang longsor menimpa rumah Manto Miharjo (80) dan Tugiyem (75) di Dusun Jentir, Desa Sambirejo, Kecamatan Semin, Gunungkidul meresahkan warga. Sebab, longsoran yang menewaskan pasangan suami istri itu juga berpotensi menimpa sekitar lima kepala keluarga di sekitarnya.

Salah seorang warga yang memiliki rumah tepat di bawah tebing, Pipit Fatimah mengatakan sangat khawatir peristiwa yang menimpa Manto dan Tugiyem juga menimpa mereka. Apalagi, bongkahan besar batu saat ini masih berada di atas rumahnya.

"Kalau malam dan hujan, saya khawatir karena batu besar masih ada di lereng bukit," kata Pipit saat ditemui Minggu, 5 Maret 2017.

Dia menuturkan penambangan batu yang dilakukan sejak Februari 2017 lalu itu awalnya tidak membuatnya khawatir. Namun setelah longsor terjadi, ia khawatir longsor susulan terjadi di Gunung Bukit Butak itu.

Ia berharap pemerintah dapat melihat dan memahami kondisi warganya ini.  
"Kelihatannya batu yang bawah itu sudah tidak kuat dan bisa ambrol ke sini," ucap dia.

Warga lainnya, Dirjo Wiyono mengatakan hal yang sama. Terlebih, beberapa batu sudah jatuh ke pekarangan rumahnya. Ia mencatat ada lima kepala keluarga sebanyak 30 jiwa yang terancam longsor susulan itu.

"Kemarin ada batuan yang jatuh ke pekarangan saya, apalagi dalam beberapa hari hujannya cukup lebat," kata dia.

Sementara itu, Ketua Tim Evakuasi Letkol Infanteri Muh. Taufik Hanif Y mengatakan ada rekahan sehingga terjadi geseran sekitar 5 cm di atas bukit batu itu. Pihaknya meminta masyarakat untuk waspada mengingat ada tiga rumah yang berbatasan langsung dengan lokasi.

Meski begitu, ia harus berkoordinasi dulu dengan pihak terkait untuk merelokasi warga yang posisinya berisiko tinggi terkena longsoran batu. "Nanti akan dikoordinasikan dengan pihak terkait," kata dia.

Hingga saat ini, bongkahan batu besar-besar masih belum bisa dipindahkan. Sebagian besar masih berada di lokasi berdirinya rumah korban.

Sebelumnya, bukit tempat penambangan batu setinggi 30 meter di Jentir, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul longsor dan menimpa rumah beserta dua penghuninya pada Jumat, 3 Maret 2017. Bukit yang disebut Gunung Buthak itu berada di lokasi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sementara tim mencari dua korban, tiga penghuni rumah lainnya diungsikan ke tempat saudaranya. Dukuh Jetir Sribakti Surana mengatakan, ada tiga penghuni rumah yang terancam tanah yang labil di lokasi longsoran batu.

Saat disinggung aktivitas penambangan, ia mengatakan lokasi penambangan merupakan lahan pribadi. Lahan pribadi artinya tanah pekarangan pribadi yang ditambang. Menurut dia, penambangan itu sudah berizin.

"Saya tidak tahu kelasnya (penambangan), yang jelas tanah itu milik pribadi, dan itu kemauan pribadi," kata Sribakti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya