Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, siklon tropis Blance yang berada di perairan sebelah barat Darwin, Australia, berdampak terhadap kondisi cuaca ekstrem di Indonesia.
Adanya siklon tropis Blance yang indikasi pusat tekanan rendahnya di Laut Arafuru bagian utara pada Jumat 3 Maret lalu itu, Minggu kemarin telah berubah menjadi sebuah siklon.
Advertisement
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto, siklon tropis Blance tersebut memicu peningkatan hujan dan gelombang tinggi di Indonesia.
"Kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, baliho, dan papan iklan yang mungkin jatuh serta licinnya jalan," kata Yunus dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/3/2017).
Yunus menjelaskan perubahan cuaca ekstrem itu dipengaruhi juga oleh fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dengan intensitas sedang. MJO kini tengah melintasi wilayah Sumatera dan menimbulkan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut.
Dia memperkirakan MJO terus bergerak ke timur Indonesia, dengan intensitas yang terus melemah. "Kondisi ini diperkirakan masih akan stabil hingga besok," Yunus melanjutkan.
Yunus menyebutkan potensi hujan lebat disertai petir atau hujan ringan berdurasi lama terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat.
Kamudian Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimatan Timur, Kalimatan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara, menurut Yunus, potensi angin kencang berdurasi lama dan puting beliung berdurasi singkat, berpeluang terjadi di Kalimantan Selatan, pesisir selatan Kalimantan Tengah, pesisir timur Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem itu. Khususunya kepada para pengguna jasa transportasi penyebarangan laut, karena adanya potensi gelombang tinggi.