Liputan6.com, Jakarta Virus flu burung H7N9 menginfeksi banyak orang di Tiongkok. Jumlah orang yang terinfeksi virus mematikan pada periode ini melebihi jumlah pada periode sebelumnya.
Paling tidak sudah ada 460 orang terinfeksi virus flu burung H7N9 pada periode Oktober 2016-Februari 2017 berdasarkan data U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) seperti mengutip Live Science, Selasa (7/3/2017).
Advertisement
Di Tiongkok, virus ini ditemukan pada 2013, dan sekarang merupakan epidemi kelima merebaknya virus flu burung. Epidemi flu burung pertama terdapat 135 orang terinfeksi flu burung di negeri Tirai Bambu.
Pada 2013 hingga 2014, tercatat 320 orang terinfeksi virus ini. Lalu terjadi penurunan pada 2015 menjadi 226 orang. Sementara pada 2015 hingga 2016 ada 119 orang terinfeksi virus flu burung H7N9.
Saat epidemi itu terjadi, sekitar 88 persen pasien yang terinfeksi virus H7N9 terkena pneumonia dan 68 persen di antaranya masuk intensive care unit (ICU). Lalu, 48 persen pasien meninggal.
Gejala awal seseorang terinfeksi virus ini ditandai dengan demam tinggi dan batuk-batuk seperti diungkapkan CDC. Dalam banyak kasus, tingkat keparahan bertambah dan beberapa di antaranya mengembangkan gejala pneumonia, ada cairan di paru-paru dan kegagalan banyak organ tubuh yang kemudian menyebabkan kematian.
Dalam laporan terbaru ini, para peneliti mencatat sebagian besar pasien yang terinfeksi tertular virus ini lewat kontak dengan unggas yang sudah terinfeksi sebelumnya.
Penularan virus flu burung H7N9 dari manusia ke manusia lain ada tapi hanya amat sedikit. Biasanya penularan antarmanusia terjadi pada orang yang sangat dekat dengan orang tersebut seperti keluarga yang menjaga di rumah sakit.