Liputan6.com, Cirebon - Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengakui jumlah vaksin flu burung yang disalurkan di Cirebon tidak sebanding dengan populasi unggas yang mencapai 3 juta ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi menyebutkan, tahun ini total jumlah vaksin flu burung yang akan disalurkan sebanyak 75.000 ampul. Jumlah tersebut hanya disalurkan kepada masyarakat peternak hewan saja.
"Vaksin yang disalurkan hanya kepada masyarakat yang menggunakan metode pembuatan kandang. Untuk unggas yang kategori tidak dikandang atau liar, terpaksa tidak kami vaksin," kata dia, Selasa 7 Maret 2017.
Dia mengakui masih sedikit unggas yang mendapat vaksin flu burung dan mendapatkan perlakuan layak. Maraknya jumlah peternak di Kabupaten Cirebon menjadikannya rawan penyebaran virus itu.
Apalagi, sambung dia, belum semua masyarakat di Kabupaten Cirebon sadar lingkungan dan dampak dalam setiap pemeliharaan unggas. Termasuk, pembuatan dan pengelolaan sanitasi yang bagus hingga kesadaran akan pentingnya pemberian vaksin.
"Kalau bicara potensi sebaran flu burung ya hampir menyeluruh karena tergantung iklim dan kebiasaan masyarakat memelihara unggas apakah kandangnya memiliki sanitasi baik atau tidak. Upaya kami terus melakukan sosialisasi," kata Ali.
Kabupaten Cirebon tengah digegerkan dengan maraknya wabah flu burung. Sejumlah hewan unggas milik warga mendadak mati dan bahkan salah seorang warga meninggal akibat diduga terkena virus flu burung.
Baca Juga
Advertisement
Ali mengaku sudah bertemu dengan keluarga korban yang meninggal terduga pasien flu burung di Desa Pangenan Kabupaten Cirebon. Dia mengatakan, saat berkunjung ke kediaman korban, petugas langsung memeriksa ayam yang dipelihara korban di rumah. Hasilnya negatif.
Namun, saat mengecek kandang itik yang lokasinya sekitar 400 meter dari rumah korban, hasilnya 105 ekor itik positif terkena flu burung. "Hasil tes kemarin yang kami catat dari 500 ekor itik sebanyak 105 ekor yang positif dan sudah dimusnahkan. Untuk ayam negatif dan hasil pengecekan dari Bandung masih belum kami terima lagi," sebut dia.
Kendati demikian, Ali juga masih menunggu hasil laporan dari Ruang Isolasi RS Gunung Jati Cirebon yang menduga anak dari warga korban flu burung tertular sang ayah.
"Yang meninggal karena dugaan flu burung namanya Pak Joko. Nah, sekarang anaknya lagi dilakukan pengecekan di ruang isolasi RS Gunung Jati," tutur Ali.
Data yang dihimpun dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat menyebutkan, sebanyak 17 ekor ayam dan 107 anak bebek mati. Sejumlah petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon bersama Kementerian Kesehatan RI mengecek kondisi di lokasi.
Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan DKPP Jawa Barat Supriyanto menyampaikan, petugas medis memeriksa dan mengambil sampel sejumlah unggas untuk memastikan adanya wabah flu burung.
Pemeriksaan juga menindaklanjuti adanya laporan warga yang meninggal karena diduga terkena flu burung. "Kami memastikan apakah wabah flu burung benar-benar sudah menyerang hewan di Cirebon," kata dia, Senin, 6 Maret 2017.