Liputan6.com, Jakarta Selain aktivitas yang berat, dehidrasi atau kurang minum juga dikaitkan dengan faktor risiko dari saraf terjepit.
Dokter spesialis orthopaedi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Muki Partono, menjelaskan, pada dasarnya di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat Nucleus Pulposus (bantalan lunak tulang belakang).
Advertisement
"Dehidrasi menjadi faktor karena bantalan itu isinya air, jadi kalau minumnya jarang, tubuh akan dehidrasi. Itu berpengaruh pada fungsi mekanik dari bantalan tersebut bisa menipis dan berisiko terhadap nyeri juga saraf terjepit," kata Muki menjelaskan usai memberi paparan dalam diskusi bersama media Percutaneous Laser Disc Decompression, di Pacific Place, Selasa (7/3/2017).
Selain air, lanjut Muki, bantalan tulang belakang tersebut juga berisi protein. Sangat dianjurkan agar individu dapat menjaga kecukupan air dan protein agar bantalan tulang tidak menipis.
Berikut faktor risiko dari saraf terjepit yang disampaikan oleh dokter Muki :
1. Berat badan yang berlebihan, gaya hidup bermalas-malasan, dan postur tubuh yang tidak diposisikan dengan benar.
2. Perubahan degeneratif yang mengurangi kekuatan dan stabilitas tulang belakang, menyebabkan tulang belakang rentan terhadap cedera.
3. Teknik mengangkat dan memindahkan barang yang tidak benar.
4. Pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau traumatik, yang memindahkan gaya dalam jumlah besar ke tulang belakang.
5. Olahraga yang menempatkan gaya berputar pada tulang belakang seperti golf, baseball, dan tenis berisiko terhadap saraf terjepit.