Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Sejumlah masalah yang jadi kepentingan bersama dibahas dalam pertemuan di sela-sela KTT IORA ini.
Salah satu topik yang dirundingkan kedua kepala negara itu adalah permintaan Bangladesh agar Indonesia mengirimkan gerbong kereta api ke negaranya.
Tak main-main, gerbong yang dipesan Bangladesh jumlahnya sangat besar, bahkan mencapai ratusan buah.
Baca Juga
Advertisement
"Yang pertama tadi dengan Bangladesh, perdagangan dengan mereka surplusnya tidak besar, tapi mereka mau memesan lagi gerbong kereta api sebanyak 250 buah," sebut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan PM Bangladesh.
Di samping soal kereta, Jokowi dan Hasina juga berbicara isu lain. Salah satunya, tawaran Hasina memasukkan obat-obatan asal negaranya ke pasar Indonesia.
"Mereka menawarkan industri farmasi yang murah dan bagus. Mereka ingin kerja sama. presiden akan tawarkan ini untuk (mode kerja sama) swasta ke swasta atau pemerintah ke pemerintah," jelas Darmin.
Menambahkan Darmin, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, PM Bangladesh terlihat begitu gembira menjalin kerja sama dengan Indonesia. Dia mengambil contoh saat pertama Bangladesh meminta RI mengirimkan gerbong, permintaan tersebut direspons sangat cepat.
"Dengan Bangladesh ada penguatan untuk realsiasikan mereka minta 250 gerbong dan itu sudah final. Sebanyak 150 delivery-nya cepat jadi mereka puas dan minta lagi," pungkasnya.