Liputan6.com, Petailing Jaya - Warga Malaysia yang ada di Korea Utara dilarang keluar dari negara pimpinan Kim Jong-un itu, hingga kasus pembunuhan Kim Jong-nam terselesaikan di Negeri Jiran.
Meski terlihat terjadi ketegangan di antara kedua negara itu, salah satu warga Malaysia di Korut menyatakan bahwa kondisi di sana kondusif dan tak seperti ada larangan dari pemerintah di sana.
Advertisement
Mohd Nor Azrin Md Zain, konselor di Kedutaan Malaysia di Pyongyang, mengatakan warga Negeri Jiran berada dalam kontak konstan dengan Departemen Luar Negeri (Ministry of Foreign Affairs, MFA) dan keluarga.
"Kami sudah menghubungi mereka secara individu dan memperbarui statusnya secara bertahap, sehingga mereka tahu status kami di sini. Sekarang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Zain saat dihubungi seperti dikutip dari Straits Times. Rabu (8/3/2017).
Kerabat Zain di Malaysia menyatakan khawatir atas keselamatan dirinya dan keluarga. Dia diyakini berada di Pyongyang bersama dengan istri dan ketiga anaknya.
Pada kesempatan itu, Mohd Nor Azrin mengatakan ada 11 warga Malaysia yang tercatat berada di Korea Utara. Terdiri dari tiga karyawan kedutaan dan enam anggota keluarganya, dua orang lainnya staf untuk World Food Programme (WFP) -- sebuah lembaga PBB.
Kesebelas orang itu kini berada di kompleks diplomatik Kedutaan Malaysia.
Dari 11 warga Malaysia yang ditahan, dilaporkan dua di antaranya adalah staf kedutaan Malaysia di Pyongyang -- asisten pribadi duta besar Noor Saaidah Jamaludin dan asisten administrasi Nirmala Malar Kodi Singaram.
Konselor meminta Malaysia untuk mendapatkan informasi terbaru dari MFA, bukan sumber yang belum diverifikasi.
"Kami akan terus melakukan pekerjaan seperti yang telah diperintahkan dan pelayan masyarakat," tutur Mohd Nor Azrin.
Kondisi Normal
Warga Malaysia lain di kedutaan yang menolak disebutkan namanya mengatakan, dia berada di Pyongyang dengan suami dan anak.
"Apa yang bisa saya katakan adalah semuanya berjalan normal di kedutaan, dan tidak ada yang membuat kami takut. Ini seperti hari-hari lainnya," kata dia.
Secara terpisah, juru bicara WFP juga menegaskan bahwa ia memiliki dua anggota staf Malaysia di Korea Utara.
"Sebagai anggota staf PBB, mereka pegawai sipil internasional yang tidak mewakili negara mana pun. WFP mamantau keselamatan dan keamanan staf serta situasi di sana," kata juru bicara itu.
Sementara mereka yang berada di kedutaan mengatakan dalam kondisi aman. Seorang wanita Malaysia di Pyongyang mengatakan kepada kantor berita Bernama, bahwa dia tidak menyadari ada larangan sementara keluar dari Korut.
"Apakah seperti itu? Kami tidak menerima berita tentang larangan tersebut," kata wanita itu saat dihubungi.
Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Reezal Merican sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa semua orang di kedutaan diminta untuk meninggalkan Korea Utara segera. Tetapi langkah mereka dihentikan, meski tak ada ancaman langsung terhadap keselamatan mereka.
Sebelas warga Malaysia pun sempat terkatung-katung di Bandara Pyongyang pada Selasa, 7 Maret 2017 kemarin sebelum akhirnya kembali ke kompleks kedutaan.
Langkah itu dilakukan setelah Malaysia mengusir Dubes Korut untuk Negeri Jiran, yang kemudian dibalas dengan perilaku serupa oleh Pyongyang. Lalu Negeri pimpinan PM Najib Razak itu pun menyegel kantor kedutaan Korut di sana.