Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima kunjungan Presiden Eksplorasi dan Produksi Chevron Asia Pasific Steve W. Green pada hari ini. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup.
Senior Vice Presiden Chevron Indonesia Yanto Sianipar mengatakan, kehadiran Steve ke Indonesia dan bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menjelaskan perkembangan bisnis Chevron di Indonesia.
Menurut Yanto, Chevron ingin menunjukkan kepada pemerintah Indonesia bahwa perusahaan tersebut sudah 90 tahun lebih beroperasi di Indonesia dan ingin meneruskan kerja sama dengan pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
"Chevron ingin tetap bekerja sama dengan pemerintah untuk menghasilkan energi yang aman, handal dan efisien untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata dia di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Yantp tak menepis jika dalam pertemuan tersebut, Steve dan JK membahas soal perpanjangan kontrak bagi hasil produksi atau Production Sharing Contract (PSC) Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Diketahui, Chevron mengelola blok Rokan sejak 1971 dengan luas wilayah 6.264 kilometer (km) persegi. Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), lifting dari blok Rokan mencapai 256,4 ribu barel per hari (bph), atau 31,3 persen dari total lifting nasional sebesar 817,9 ribu bph per semester I 2016.
Sementara itu, Chevron menargetkan lifting minyak sebesar 228,91 ribu bph pada tahun ini. Atau menurun 8,79 persen.
"Apa yang kami sampaikan adalah kami sedang terus beroperasi sebaik-baiknya dalam masa kontrak sekarang. Kami sudah menunjukkan komitmen dengan baik untuk kontrak, yang sekarang untuk Rokan. Jadi kami sudah terus berusaha untuk memenuhi harapan pemerintah dalam kontrak Rokan sekarang ini. itu yang kita sampaikan pada Pak Jusuf Kalla," ucap Yanto.
Jusuf Kalla pun menghargai usaha Chevron untuk terus meningkatkan produksi dan mengurangi biaya operasi di Indonesia termasuk kerja sama yang dijalani. Menurutnya, berharap melihat komitmen Chevron dalam menyediakan energi yang efisien dan handal untuk Indonesia.
"Tidak ada yang khusus. menghargai karena kita bekerjasama dengan baik selama ini, itu kemitraan yang selalu dijaga, begitu. Itu saja," jelas Yanto.