Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump dan sejumlah orang dekatnya telah berulang kali membantah kabar soal menjalin kontak dengan Rusia. Namun belakangan, fakta demi fakta terkuak dan menunjukkan bahwa bantahan tersebut tidak benar.
The Huffington Post memuat dalam laporannya pada Rabu, (8/3/2017), setidaknya lima anggota tim Trump pernah bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Sergey Kislyak sebelum taipan properti itu resmi menghuni Gedung Putih.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mencoba untuk meredakan situasi gaduh dengan mengatakan kepada wartawan bahwa paling tidak, Trump tidak pernah bertemu dengan pihak Rusia semasa berkampanye.
"Poin utamanya adalah presiden tidak terlibat sama sekali. Saya rasa dia (Trump) adalah orang pertama yang harus bertanggung jawab, dan dia tidak menjalin interaksi, saya pikir fokusnya harus ke sana," terang Huckabee Sanders pada 3 Maret lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sementara jika ditilik laporan The Wall Street Journal pada 13 Mei 2016, Trump dilaporkan beberapa kali berinteraksi dengan Dubes Kislyak pada 27 April, tepat di tengah-tengah masa kampanye.
Komunikasi keduanya terjadi tepat sebelum Trump menyampaikan pidato terkait kebijakan luar negeri di Mayflower Hotel di Washington.
"Saya percaya sebuah upaya pengurangan ketegangan dan peningkatan hubungan dengan Rusia sangat mungkin. Sebagian mengatakan, bahwa Rusia tidak masuk akal. Saya berniat untuk mencari tahu," demikian cuplikan pidato Trump yang dikutip The Wall Street Journal.
Lantas, The Wall Street Journal menuliskan, beberapa menit sebelum berpidato, Trump bertemu dengan Dubes Kislyak. Trump menyambut hangat Kislyak dan tiga dubes lainnya yang datang ke acara tersebut.
Tidak jelas apa yang dibahas oleh Trump dan Kislyak atau seberapa dalam interaksi keduanya.
Belum lama ini, The New York Times juga menuliskan bahwa Kislyak hadir saat Trump berpidato.
The New York Times menyebut, presiden Pusat Kepentingan Nasional Dimitri Simes adalah orang yang memperkenalkan Kislyak kepada Trump pada April tahun lalu saat hendak menyampaikan pidato kebijakan luar negerinya di Mayflower Hotel di Washington.
Kislyak merupakan satu dari empat duta besar yang duduk di baris depan saat Trump berpidato. Simes juga mengetahui bahwa Jeff Sessions, Senator Alabama yang kini menjabat sebagai Jaksa Agung AS ada di sana, namun ia tidak tahu kemungkinan Sessions berkomunikasi dengan Kislyak.
Meski demikian Simes meyakini tidak ada waktu yang cukup banyak bagi pertemuan Trump dengan diplomat Rusia itu.
"Tentu akan ada kesempatan bagi keduanya bertemu secara terpisah. Tapi setelah selesai pidato, Trump kembali ke area utama dan kemudian meninggalkan hotel tanpa format pertemuan pribadi dengan siapa pun. Gerak-geriknya diatur oleh Secret Service," tutur Simes.
Lantas, pada Selasa waktu setempat, Huckabee Sanders mengatakan kepada The Huffington Post bahwa tidak ada pertemuan "yang benar-benar terjadi" dengan Dubes Kisylak.
"Pusat Kepentingan Nasional menyelenggarakan pidato kebijakan luar negeri Trump dan resepsi sebelumnya. Beberapa dubes hadir. Tuan Trump ada di sana sekitar lima menit sebelum akhirnya naik ke podium," jelas Huckabee Sanders.
"Kami tidak ingat dengan siapa saja dia berjabat tangan di resepsi dan kami tidak bertanggung jawab atas undangan atau pemeriksaan tamu...," imbuhnya.
Isu kedekatan Trump dengan Rusia serta campur tangan Moskow dalam pilpres AS telah beredar semasa kampanye. Sejauh ini belum ada bukti atas kolusi keduanya.
Meski demikian, sejumlah pejabat yang ditunjuk Trump telah tersangkut skandal ini. Sebut saja seperti Michael Flynn yang terpaksa mengundurkan diri sebagai penasihat keamanan nasional karena dianggap berbohong soal pertemuannya dengan pihak Rusia.
Yang tengah hangat adalah temuan The Washington Post bahwa Jaksa Agung AS Jeff Sessions juga pernah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan Kislyak. Sementara pada sidang penunjukannya ia mengatakan tidak pernah menjalin komunikasi dengan pihak Rusia.