3 Investor Siap Bangun Pabrik Petrokimia di Blok Masela

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan sejumlah investor siap membangun pabrik petrokimia di Blok Masela, Maluku

oleh Septian Deny diperbarui 08 Mar 2017, 20:15 WIB
Blok Masela

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan sejumlah investor siap membangun pabrik petrokimia di Blok Masela, Maluku. Namun syaratnya, pemerintah bisa memberi jaminan harga gas yang murah sebagai bahan baku industri tersebut.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan‎ setidaknya ada 3 investor yang telah menunjukkan minatnya berinvestasi di blok tersebut. Tiga investor ini antara lain Sojitz, Elsoro Multi Pratama dan Indorama.

"Ya kalau yang minat sudah ada. Mereka itu Sojitz, ‎Elsoro, Indorama juga minat juga," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Namun, lanjut dia, ketiga investor tersebut masih menunggu kepastian soal lokasi pengembangan Blok Masela dan harga gas yang ditawarkan. Para investor ini ingin harga gas dipatok sebesar US$ 3 per MMBtu.

"Harga dan lokasi kan belum ditentukan. Kalau itu di tentukan mungkin mereka siap. Harganya memang belum cocok ya. Ya US$ 3 itu floor‎ price," kata dia.

Sigit mengungkapkan, sejak awal pihaknya telah mendorong pengembangan industri petrokimia untuk kawasan Blok Masela. Hal ini mengingat kebutuhan gas untuk industri tersebut bisa didapatkan dari lapangan gas abadi ini.

"Ya kalau dari kita, kita akan mendorong untuk industri pupuk, kemudian industri metanol. Elsoro untuk industri gas," lanjut dia.

Untuk menindaklanjuti hal ini, kata Sigit, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dia berharap segera ada kepastian lokasi dan harga gas yang bisa didapatkan oleh para investor tersebut.

"Ya kita akan rapat dengan ESDM. ESDM jua minta harus ada Head of agreement dari pihak investor dengan kesepakatan eksplorasi. Tapi kalau harga sama tempat saja belum ada kan. Itu tadi kan masalahnya adalah lokasi tempat belum ada," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya