Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Peluang pelemahan IHSG itu dilihat secara teknikal dan sentimen rilis data ekonomi baik global dan internal.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, IHSG berpotensi melemah secara teknikal. IHSG akan bergerak di kisaran support 5.375 dan resistance 5.415.
Bima menuturkan, sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain China akan umumkan data inflasi Februari 2017 yang diperkirakan naik 1,6 persen-1,7 persen year on year (YoY) dari Januari 2017 sebesar 2,5 persen YoY. Di sisi lain, bank sentral Uni Eropa akan mengumumkan suku bunga yang diperkirakan tetap sebesar 0 persen dan memberikan paparan publik.
"Kami estimasi data rilis ini akan sangat diperhatikan oleh investor terkait program quantative easing yang sedang dijalankan bank sentral Eropa," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (9/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan dari internal, ada pengumuman penjualan ritel pada Januari 2017 yang diperkirakan turun tipis dari 10,5 persen YoY menjadi 10,38 persen YoY.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi menguat. Memang IHSG masih terkonsolidasi wajar, dan belum mampu geser rentang konsolidasinya. William melihat level support IHSG masih terlihat terjaga baik, sedangkan target resistance akan digapai dalam waktu dekat.
Hal itu didukung data ekonomi positif dengan cadangan devisa Februari yang tercatat naik menjadi US$ 119,9 miliar pada Februari 2017. "IHSG akan bergerak di kisaran 5.362-5.451," kata dia.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sedangkan Bima memilih saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).