Liputan6.com, Bloomington, Amerika Serikat Khasiat kafein ternyata mampu melindungi seseorang dari serangan demensia (kemampuan otak mengalami penurunan). Temuan ini merupakan hasil studi yang dilakukan para peneliti dari Indiana University Bloomington, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Mereka telah mengidentifikasi 24 senyawa--termasuk kafein--yang berpotensi meningkatkan enzim dalam otak sehingga dapat melawan demensia. Efek perlindungan dari enzim, yang disebut NMNAT2, ditemukan tahun lalu melalui penelitian yang dilakukan di IU Bloomington.
Studi baru muncul pada 7 Maret 2017, yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.
"Penelitian ini bisa membantu upaya sebelumnya untuk mengembangkan obat yang dapat meningkatkan kadar enzim di otak. Pengembangan ini akan menciptakan 'blokade' kimia melawan efek, yang melemahkan gangguan neurodegeneratif (sel mengalami kehilangan struktur)," kata Hui-Chen Lu, profesor Biomolecular Science and the Department of Psychological and Brain Sciences, bagian dari IU Bloomington College of Arts and Sciences.
Studi ini adalah studi pertama untuk mengungkapkan fungsi pendamping di enzim. Pada protein yang gagal melipat, berhubungan dengan gangguan neurodegeneratif, seperti alzheimer, parkinson, atau penyakit huntington (kerusakan saraf otak), sesuai dikutip dari laman Indiana University Bloomington, Kamis (9/3/2017).
Untuk mengidentifikasi zat yang memengaruhi produksi enzim NMNAT2 di otak, tim peneliti menyaring lebih dari 1.280 senyawa, termasuk obat. Total senyawa yang teridentifikasi sebanyak 24 senyawa.
Kafein tingkatkan produksi enzim
Kafein tingkatkan produksi enzim
Salah satu zat yang terbukti meningkatkan produksi enzim adalah kafein. Kafein juga telah terbukti meningkatkan fungsi memori pada tikus, yang dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan kadar kadar protein yang gagal melipat (bahasa ilmiah: tau).
Untuk mengkonfirmasi efek kafein, kafein diberikan pada tikus yang dimodifikasi untuk menghasilkan kadar lebih rendah NMNAT2. Hasilnya, tikus mulai memproduksi kadar enzim yang sama dari enzim yang ada pada tikus normal.
Ada 13 senyawa tambahan berhasil diidentifikasi yang berpotensi menurunkan produksi NMNAT2. Senyawa ini juga penting karena berkontribusi besar melawan demensia.
Penelitian ini didanai National Institutes of Health National Institute of Neurological Disorders and Stroke dan the Belfer Family Foundation.
Advertisement