Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mendorong agar pengembangan industri kelautan Inonesia harus mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan. Salah satu mwwujudkan industriindustrialisasi sektor kelautan adalah dengan pola kemitraan.
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menegaskan, arah kebijakan dari sektor perikanan dan kelautan Indonesia harus mengutamakan dan diarahkan ke tiga tujuan. Pertama adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan, kedua pertumbuhan ekonomi ketiga penciptaan lapangan kerja.
"Sektor perikanan harus mampu menciptakan pekerjaan baru khususnya bagi masyarakat di sektor kelautan," kata Arif, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kinerja sektor perikanan saat ini sudah baik, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Meski begitu, masih menyisakan pekerjaan rumah untuk mengurangi tingkat kemiskinan. “Daerah yang memiliki proporsi jumlah rumah tangga perikanan yang besar cenderung memiliki tingkat kemiskinan tinggi,” ucap Arif.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), Papua Barat merupakan wilayah dengan proporsi rumah tangga perikanan terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 20 persen. Tingkat kemiskinannya mencapai 26,3 persen. Begitu juga yang terjadi di Sulawesi Barat, maupun Kalimantan Timur dan daerah lainnya.
Padahal sektor perikanan menjadi sumber penghasilan utama bagi empat persen total rumah tangga Indonesia. Untuk itulah, pemerintah harus memberikan perhatian serius. “Inilah mengapa Presiden Jokowi melahirkan konsep Poros Maritim,” Arif menegaskan.
Sektor kelautan tidak bisa berdiri sendiri, karena terhubung dengan sejumlah sektor ekonomi yang ada di darat, misalnya pasar. Jadi ada konektivitas antara wilayah yang berbasis kelautan dan perikanan dengan wilayah darat.
Strategi kebijakan terkait percepatan industrialisasi perikanan bisa dilakukan melalui beberapa hal. Pertama, percepatan program industrialisasi perikanan yang berbasis konsep supply chain, value chain dan menguatkan pemasaran serta branding di pasar domestik dan global.
Kedua, percepatan juga harus dilakukan melalui pola kemitraan. Misalnya, antara nelayan dan pembudidaya, pelaku usaha mapan dengan nelayan, serta didukun dengan fasilitas pembiayaan yang efisien. Ketiga, Lanjut Arif, perlu menciptakan model bisnis industri perikanan yang berbasis komoditas terpilih dan nilai tambah, serta terintegrasi.
“Jangan sampai pertumbuhan di sektor perikanan yang sudah baik, justru tidak dapat dinikmati oleh nelayan,” tutup Arif. (Pew/Gdn)