Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan Pertamina Dex dan Dexlite meningkat menjadi 10 persen di 2017. Selama ini, penjualan solar nonsubsidi tersebut baru sekitar 2 persen dibandingkan solar subsidi.
Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, Afandi Anwar mengatakan, saat ini konsumsi solar subsidi berada di kisaran 25 kiloliter (KL) per hari. Untuk mengalihkan konsumsi solar subsidi ke nonsubsidi, Pertamina sebelumnya telah menambah varian solar nonsubsidi dengan Dexlite.
"Untuk solar subsidi di angka 25 ribu KL per hari. Kami tahun ini juga akan memperbanyak produk nonsubsidi seperti Dexlight. Ini jadi pilihan bagi konsumen yang tidak mau menggunakan BBM bersubsidi, maka kita siapkan Dexlight, selain Dex yang kualitasnya lebih bagus. Kita siapkan produk menengah antara solar dan Dex, sehingga konsumen yang tidak mau gunakan subsidi, kita siapkan Dexlight," ujar dia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Untuk meningkatkan penjualan Pertamina Dex dan Dexlite, Pertamina akan menyasar para pengguna mobil pribadi yang bermesin diesel. Menurut Afandi, porsi pengguna kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan berat seperti truk yang sama-sama bermesin diesel hanya sekitar 10 persen.
"Dexlight dan Dex porsi penjualan baru 2 persen dari penjualan solar subsidi. Tahun ini kita berharap 10 persen dari share-nya solar. Sasarannya adalah pengguna kendaraan pribadi seperti Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Innova Diesel. Yang masih pakai solar subsidi kita dorong untuk pakai Dexlite dan Dex," kata dia.
Untuk itu, lanjut Afandi, pihanya akan meningkatkan ketersediaan Pertamina Dex dan Dexlite di banyak SPBU di seluruh Indonesia. Saat ini baru sekitar 1.000 SPBU yang menjual dua jenis solar nonsubsidi tersebut.
"Kita tingkatkan availability dulu. Jadi SPBU sekarang sudah ada 1.000, kita akan tambah 2.000 SPBU tahun ini untuk ketersediaan Dex dan Dexlite di SPBU seluruh Indonesia," ungkap dia.
Dia menyatakan, peningkatan ketersediaan Pertamina Dex dan Dexlite ini terutama untuk SPBU di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hal ini karena kebanyakan pengguna kendaraan pribadi bermesin diesel ini berada di ketiga wilayah tersebut.
"Ini tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan. Karena itu mayoritas pengguna kendaraan-kendaraan tadi. Jadi diesel itu kan dipakai untuk kendaraan yang medannya berat, Sumatera dan Kalimantan yang banyak pertambangan, di Jawa untuk beberapa daerah itu banyak yang pakai," ujar dia.