Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sempat mengatakan hal menarik saat peluncuran BlackBerry Aurora, perangkat BlackBerry perdana buatan Indonesia. Ia memproyeksikan setidaknya jumlah operator yang ada saat ini akan jauh berkurang.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, ia menilai hal itu perlu dilakukan agar terjadi efisiensi di industri telekomunikasi. Karenanya, pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut mengharapkan terjadinya konsolidasi antar operator.
"Kalau industri lebih efisien, skala ekonomi meningkat, berarti biayanya juga lebih efisien," tuturnya saat ditemui usai peluncuran BlackBerry Aurora di Jakarta, Kamis (9/3/2017). Biaya yang lebih efisien tersebut diharapkan dapat diteruskan ke pelanggan, sehingga harga menjadi lebih terjangkau.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengharapkan pada 2019 hanya ada sekitar 3 sampai 4 operator saja, sedangkan 5 tahun dari sekarang kemungkinan hanya tinggal 2 operator tersisa. Menkominfo sendiri dalam hal ini sedang mengupayakan agar terjadi konsolidasi.
Kendati demikian, ia tak menampik bahwa hal ini merupakan masalah bisnis. Pemerintah tak bisa memaksa operator pada untuk melakukan hal tersebut. Dalam hal ini, kemungkinan yang dapat dilakukan pemerintah adalah memberikan payung hukum.
"Ini kan business-to-business (B2B), pemerintah tak bisa memaksa. Saya bisa wadahi dengan regulasi. Kalau merger, bisa dibuatkan aturan untuk keputusan. Kalau mau akuisisi, modelnya saya wadahi juga," ujarnya. Terkait model yang dipilih, ia menuturkan menyerahkan keputusan tersebut di masing-masing perusahaan.
Wacana konsolidasi ini sebenarnya sudah didengungkan sejak 2015 lalu. Untuk informasi, Indonesia saat ini memiliki 7 operator seluler yaitu PT Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT XL Axiata (XL), PT Indosat (Indosat), PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Smartfren dan PT Bakrie Telecom. Jumlah itu sudah menurun, sejak XL resmi mengakuisisi Axis dan
(Dam/Cas)