Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Roem Kono menegaskan partainya tetap solid di tengah isu keterlibatan ketua umum partainya, Setya Novanto yang disebut-sebut dalam kasus e-KTP. Partai ini disebutnya sempat dilanda dinamika internal, yang di antaranya dualisme kepemimpinan partai.
"Ya saya kira ini kita tetap solid, karena Golkar sudah banyak cobaan dan Golkar ini partai pejuang. Jadi saya kira memang sejak dulu sudah digoyang-goyang terus sejak zaman berdirinya," kata Roem usai menghadiri Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Partai Golkar di Hotel Red Top, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2017).
Advertisement
Walaupun acap diterpa badai, Roem menegaskan Golkar tetap berdiri kokoh. Partai berlambang pohon beringin itu tidak berpengaruh pada internal Golkar.
"Kita tetap eksis sebagai partai yang besar membidangi berbagai persoalan partai. Saya kira Golkar tidak berpengaruh adanya suatu isu atau masalah yang mengganggu kehidupan partai," ucap dia.
Ketua Umum MKGR ini juga berpesan pada seluruh keluarga besar Partai Golkar baik di tingkat pusat sampai daerah tak perlu resah dengan adanya kasus e-KTP ini.
"Saya kira kita berpikir secara dewasa, meletakkan hukum adalah di atas hukum, saya kira kita harus menaati itu. Jadi hukum sudah berjalan ya kita tunggu saja," imbau dia.
Selain itu, Roem berpesan pada semua pihak agar tidak memanfaatkan kasus e-KTP untuk memecah belah Partai Golkar. Ia meminta kader Golkar untuk bersatu menghadapi badai tersebut.
"Mari sama-sama bersatu menegakkan suatu keadilan, menegakkan suatu peraturan di Partai Golkar. Asas ini harus kita pelihara sehingga menjadi suatu tradisi bagi kita menghadapi persoalan (kasus e-KTP) seperti terjadi sekarang," ujar Roem.
Bantahan Setya Novanto
Ketua DPR Setya Novanto menegaskan dirinya tidak menerima apa pun dari kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP.
"Saya demi Allah kepada seluruh Indonesia, bahwa saya tidak pernah menerima apa pun dari e-KTP," ujar pria yang karib disapa Setnov ini saat berpidato dalam Rakornis Partai Golkar di Redtop Hotel Jakarta, Kamis 9 Maret 2017.
Tak hanya itu, ia juga mengaku tidak pernah bertemu dengan Muhammad Nazaruddin dan Anas Urbaningrum terkait kasus e-KTP.
"Tidak ada pertemuan-pertemuan yang disampaikan di dakwaan yang sudah beredar sebelumnya, yaitu Saudara Nazarudin, dan Anas itu tidak pernah ada dan saya sudah bersumpah saya tidak pernah menerima apa pun dari e-KTP," tutur dia.
Dia juga menegaskan tidak pernah menemui pengusaha Andi Agustinus atau Andi Narogong terkait kasus e-KTP. Setnov mengaku pernah bertemu dengan Andi Narogong, tetapi itu hanya sebatas kapasitas jual beli kaus sewaktu menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar.