Terganggu Jalan Berlubang? Laporkan Sudarto Grobogan

Hanya bermodal gancu tua, pria bertubuh kerempeng ini mampu membajak tugas Dinas PUPR menambal jalan berlubang.

oleh Felek Wahyu diperbarui 10 Mar 2017, 10:02 WIB
Hanya bermodal gancu tua, pria bertubuh kerempeng ini mampu membajak tugas Dinas PUPR dalam mengerjakan jalan berlubang. (Liputan6.com/Felek Wahyu).

Liputan6.com, Semarang Kehebatan Sudarto, warga Desa Karangharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terkait jalan berlubang memang tidak diragukan lagi.

Hanya bermodal gancu tua, pria bertubuh kerempeng dengan badan pendek berkulit hitam kelam ini mampu membajak tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Grobogan.

Tentu membajak bukan berarti menguasai urusan proyek fisik infrastruktur. Tetapi, dengan gancu dan serok miliknya, Sudarto yang dijuluki relawan jalan berlubang asal Kabupaten Grobogan ini dengan sigap mampu 'mengambilalih' tugas dinas dengan plafon anggaran terbesar di kabupaten tersebut.

Tentu tidak mayoritas atau bahkan semua. Bermodal tenaga dan waktu kerja yang hanya dilakukan usai pulang bekerja, Sudarto hanya bisa melakukan pekerjaan di Kecamatan Pulokulon, yakni kecamatan di sisi timur Kabupaten Grobogan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen.

Sudarto yang hanya petani kecil, memilih menjadi relawan jalan berlubang sejak 20 tahun lalu itu bukan tanpa alasan. Pria yang juga bekerja sebagai penarik becak ini memulai kegiatan sosial menutup lubang jalan menggunakan batu dan tanah yang ditemukan bermula ketika becaknya sering rusak ketika melintas di jalan desanya.

Melihat jalan rusak tidak lantas membuat Sudarto cuek, apalagi menggerutu. Dengan semangat dan cemoohan tetangga yang menganggap miring niatnya, Sudarto memulai pengabdiannya dengan melakukan perbaikan jalan desa.

Jangankan niat mencari perhatian atau biar disebut pahlawan kesiangan, perbaikan jalan dengan cara menambal jalan rusak menggunakan batu yang ditemui sempat mendapat ejekan plus cibiran dari tetangga.

Usai seharian mencari pakan ternak, Sudarto menyempatkan mencari jalan berlubang yang ada di daerahnya. Bahkan, kendati bukan petugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau honorer yang digaji jutaan rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun Sudarto tidak kalah semangat dibanding petugas pemerintah.


Dikira Pak Ogah

Hanya bermodal gancu tua, pria bertubuh kerempeng ini mampu membajak tugas Dinas PUPR dalam mengerjakan jalan berlubang. (Liputan6.com/Felek Wahyu).

Dalam menjalankan niatnya, layaknya petugas proyek profesional, dia mengenakan sepatu lapangan dan mempersiapakan peralatan untuk menemaninya berkeliling mencari jalan berlubang. Begitu mendapati jalan berlubang, dia langsung mengeluarkan peralatanya seperti garpu, gancu, hamer dan tempat pengangkut pasir.

"Hanya berusaha agar jalan tidak terlalu parah. Kasihan tetangga yang mau lewat," akunya sembari menjalankan tugas mengisi lubang dijalan menggunakan koral yakni batu padas yang dijumpainya.

Ketika menjumpai jalan rusak, tanpa komando dari mandor karena memang tidak ada mandor, dengan  cangkul tanah dan bebatuan dipinggir jalan, dicangkulnya untuk menutup lubang yang berada di jalan. Bermodal alat yang dimiliki, kerikil kecil dan tanah mudah dipindahkan, dan batu padas perlu dipecahkan.

Bukan hanya itu, pahlawan yang tidak menyediakan kotak amal maupun mengulurkan ember kepengendara yang melintas saat menutup lubang ini juga sesekali merapikan besi-besi jalan beton yang tampak sudah rusak.  

"Saya tidak mendapat bayaran, tapi saya bangga melihat jalannya bagus. Saya sangat senang jika tidak ada lagi orang kecelakaan akibat jalan berlubang," aku pria yang lebih sering dipanggil dengan nama Totok ini.

Walau terlihat sederhana, namun apa yang dilakukan pria 50 tahun ini membuat ia dikenal luas oleh warga sekitar. Tak sedikit juga para warga yang mengapresiasi dan terbantu dengan aksinya.

Kendati pekerjaan tulus Totok relawan jalan berlubang sudah dilakukan puluhan tahun tanpa terhenti, namun aksinya sempat dipandang miring oleh Bupati Sri Sumarni.

Bahkan, Sudarto sempat diduga sang pimpinan daerah itu sebagai pak ogah yang pura-pura lakukan perbaikan jalan untuk menarik pungutan tertentu.

"Saya baru tahu kemarin. Selama ini saya kira pak ogah yang minta uang dari pengendara," aku Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Karena merasa bersalah tidak mendapat informasi yang benar dari jajaran, bupati mengaku tetap mengapresiasi tindakan Sudarto.

"Tidak saja membantu tetangga, tapi tindakan Sudarto malah mendukung program pemerintah dalam perbaikan infrastruktur jalan. Untuk itu, mulai sekarang saya perintahkan jajaran untuk turun ke jalan mengukur jalan yang rusak," tambahnya.

Kendati demikian, jalan yang diperbaiki Sudarto sang relawan jalan berlubang asal Grobogan sudah banyak, namun tetap saja jalan berlubang di kabupaten yang dipimpin Bupati Sri Sumarni itu masih tak terhitung jumlahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya