RI-Filipina Tingkatkan Perdagangan Melalui Pelayaran Kapal Ro-Ro

Negara-negara anggota ASEAN berkomitmen meningkatkan perdagangan intra-ASEAN.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Mar 2017, 11:45 WIB
Petugas berjaga didekat KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Tol Laut tersebut bertujuan menekan disparitas harga di Natuna. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Negara-negara anggota ASEAN berkomitmen meningkatkan perdagangan intra-ASEAN. Salah satunya dengan membuka konektivitas perdagangan laut Indonesia-Filipina melalui pelayaran kapal RoRo Bitung-General Santos-Davao City.

Direktur Jenderal Perdagangan Perundingan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo ‎mengatakan, komitmen ini dikukuhkan pada Pertemuan ASEAN Economic Ministerial (AEM) Retreat ke-23 dan pertemuan lainnya dimulai pada Kamis 9 Maret 2017 di Manila, Filipina. Rangkaian pertemuan tersebut berlangsung pada 8-10 Maret 2017.

“Pembangunan konektivitas ini, selain meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, juga akan meningkatkan perdagangan di kawasan timur Indonesia. Konektivitas Indonesia-Filipina, khususnya antara Sulawesi Utara untuk wilayah Timur Indonesia, dengan Filipina bagian Selatan melalui pelayaran kapal RoRo direncanakan diresmikan pada April mendatang,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Dia menjelaskan, sejarah perdagangan antara Indonesia-Filipina sudah terjalin sejak lama. Saat ini juga sudah banyak produk Indonesia yang dapat dengan mudah ditemukan di pasar Filipina, seperti minuman kemasan, sabun, pasta gigi, kopi instan, minuman berenergi, tas, bahkan busana muslim. Namun produk-produk tersebut kebanyakan masih masuk Filipina lewat dari negara ketiga.

“Banyak masyarakat Filipina di bagian selatan yang sudah menggunakan produk-produk dari Indonesia, tapi tidak mengetahui asal produk tersebut. Hal ini salah satunya dikarenakan barang-barang tersebut masuk dari negara ketiga,” jelas Iman.

Berdasarkan data dari Philippine Statistics Authority (PSA) Filipina yang diolah Atase Perdagangan Manila, nilai ekspor produk Indonesia ke Filipina pada 2016 mencapai US$ 80,83 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 21,22 persen dibandingkan 2015 yang mencapai US$ 66,68 miliar.

Dengan pembukaan konektivitas laut ini, lanjut Iman, kedua negara akan memperoleh manfaat yang besar. “Bagi Indonesia, salah satunya akan menjadikan harga produk-produk yang diekspor ke Filipina lebih bersaing karena tidak perlu melalui negara ketiga,” ungkap dia.

Menurut Iman, konektivitas bagi Indonesia tidak hanya dibangun di dalam negeri tetapi juga dengan wilayah-wilayah di luar Indonesia “Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, kita perlu mendorong wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Ambon dan Maluku untuk memanfaatkan konektivitas ini,” tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya