Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Februari 2017 naik sekitar US$ 3 miliar menjadi US$ 119,9 miliar dibanding bulan sebelumnya US$ 116,9 miliar. Peningkatan tersebut didorong masuknya aliran dana asing dan penjualan valuta asing (valas) oleh eksportir.
"Cadev naik dari US$ 116 miliar menjadi US$ 119 miliar karena ada dana yang masuk, dan eksportir juga lepas valasnya," Gubernur BI, Agus Martowardojo di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Agus menyebut, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia sampai pekan kedua Maret ini mencapai Rp 31 triliun. "Dari upaya pengelolaan fiskal yang baik, ada dana masuk ke Indonesia sampai minggu kedua Maret ini sebesar Rp 31 triliun," kata Mantan Menteri Keuangan itu.
Baca Juga
Advertisement
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, kenaikan nilai cadev Indonesia tidak terpengaruh gejolak ekonomi maupun politik di dunia, termasuk rencana penyesuaian suku bunga Amerika Serikat (AS).
"Ekspornya relatif baik walaupun ada gonjang ganjing global tapi secara kumulatifnya capital inflow masih positif. Bisa dilihat dari perkembangan kurs dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), keadaan kita baik walaupun orang sedang menunggu The Fed dan AS merealisasikan kebijakannya," ujar dia.
Sebelumnya BI melaporkan kalau penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
Posisi cadangan devisa per akhir Februari 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.