Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto disebut-sebut menerima aliran dana terkait kasus e-KTP atau KTP elektronik. Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum (JPU) menyebutkan ada 37 nama yang menikmati aliran dana dari kasus ini, salah satunya Setya Novanto.
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Poltik, Hukum, dan Keamanan Golkar Yorrys Raweyai mengatakan bahwa partai berlambang pohon beringin memiliki komitmen dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Advertisement
"Ini bukan isu baru (korupsi) dan saya pikir Golkar punya komitmen pascareformasi musuh utama bangsa ini adalah koruptor. Komitmen pertama kita harus berdiri terdepan bersama-sama pemerintah untuk pemberantasan korupsi," ujar Yorrys di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Dia mengatakan, Golkar menerima konsekuensi kadernya banyak terlibat di pusaran kasus korupsi lantaran partai ini terlalu lama berkuasa. Namun, Golkar memiliki niat dan semangat dalam memberantas korupsi tanpa pandag bulu.
"Siapa pun (yang terlibat korupsi) tak ada toleransi," tegas Yorrys
Setya Novanto Membantah
Setya Novanto sendiri telah membantah terlibat kasus e-KTP. Novanto menegaskan tak pernah bertemu dengan Muhammad Nazaruddin, Anas Urbaningrum dan pengusaha Andi Agustinus atau Andi Narogong seperti yang tertulis dalam dakwaan.
"Apa yang disampaikan oleh saudara Nazaruddin adalah pertemuan saya dengan Anas, Andi Narogong dan juga saudara Nasaruddin adalah enggak benar," ujar Novanto usai menghadiri Rakornis Partai Golkar di Redtop Hotel Jakarta.
Ia pun dengan tegas mengaku tidak pernah menerima apapun dari aliran dana e-KTP ini.
"Saya tidak pernah mengadakan pertemuan dengan Nazaruddin bahkan menyampaikan yang berkaitan dengan e-KTP. Bahkan saya tidak pernah menerima uang sepeser pun dari e-KTP," tandas Novanto.