Liputan6.com, Bali - Dua anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menjaring dana dari sekuritisasi aset. Perusahaan tersebut ialah anak usaha usaha dari PT PLN (Persero) dan anak usaha PT Jasa Marga Tbk.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, anak usaha PLN akan menghimpun dana sekitar Rp 10 triliun sementara anak usaha Jasa Marga menghimpun dana Rp 2 triliun.
"Anak usaha PLN dan anak usaha Jasa Marga itu. Ingat anak usaha. Itu kita rencana Rp 10 triliun di PLN dan Jasa Marga mungkin Rp 2 triliun," kata dia dalam acara Underwriting Network di Bali, Jumat (10/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sekuritisasi ini akan dimulai kuartal II tahun ini. Tak secara jelas, untuk PLN akan melakukan sekuritisasi pada aset salah satu pembangkit.
"Salah satu pembangkit, kemudian kita monetisasi. Itu antara induk dan anak. Banyak anaknya, yang gede saja," ujar dia.
Bukan hanya itu, tahun ini beberapa BUMN juga akan menerbitkan surat utang (obligasi). Dana yang dihimpun tersebut mencapai Rp 65 triliun untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang jatuh tempo. Artinya, belum termasuk penerbitan baru.
"Sekitar Rp 65 triliun yang saya hitung dari refinancing tahun ini saja jatuh tempo, belum lagi issue baru. BUMN tahun lalu Rp 100 triliun lho," ujar dia.
Sebelumnya sekuritisasi merupakan proses penjualan aset piutang dari kreditur awal kepada pihak lain dalam hal ini investor. Saat ini di Indonesia juga berkembang sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR). Sekuritisasi aset KPR ini menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan.