Liputan6.com, Aleppo - Badai pasir melanda Suriah utara pada Jumat 10 Maret waktu setempat. Membuat Aleppo yang sebelumnya dikuasai ISIS tertutup puing-puing.
Warga Bab al-Nasr dan Karm al-Jabal -- yang kini sudah berada di bawah perlindungan pemerintah Suriah -- berjalan-jalan di kota untuk mengevaluasi kerusakan yang dilakukan oleh badai.
Advertisement
Foto yang beredar di media menunjukkan utara Suriah yang porak-poranda ditutupi debu. Mobil-mobil terbalik dan puing-puing berantakan di tanah.
Meskipun terjadi kerusakan, seperti diberitakan Daily Mail yang dikutip Sabtu (11/3/2017), anak-anak berbondong-bondong ke jalan untuk bermain.
Badai pasir terjadi hanya beberapa hari setelah tentara Suriah mengambil kendali atas pasokan air utama kota itu dari ISIS.
Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan, tentara Suriah menguasai stasiun pompa air utama Aleppo di al-Khafsa dekat Efrat pada Selasa 7 Maret, setelah ISIS mundur dari wilayah itu.
Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, menguasai al-Khafsa dalam serangan terakhir melawan ISIS di daerah timur laut Aleppo selama dua bulan setelah pasokan air utama kota itu terputus.
"... Paus Fransiskus mengirim bantuan 100 ribu euro kepada orang-orang Aleppo," kata seorang juru bicara Vatikan dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Jumat 10 Maret.
Aleppo adalah kota terpadat Suriah sebelum perang pecah enam tahun yang lalu. Sejumlah bagian di wilayah itu hancur dan ribuan orang mengungsi akibat konflik melanda negara itu.