Liputan6.com, Jakarta: British Petroleum, Selasa (27/7), telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kelanjutan nasib Tony Hayward, Chief Executive Officer atau CEO perusahaan minyak raksasa Inggris tersebut. Hayward dipastikan diberhentikan akibat dari kecerobohan pengeboran minyak mentah di lepas pantai Teluk Meksiko. Sebab, pengeboran itu telah mengakibatkan kehancuran lingkungan dan kerugian luar biasa bagi perusahaan.
Hayward akan secara resmi berhenti 1 Oktober mendatang. Ia akan digantikan Robert Dudley. Robert Dudley saat ini menjabat Kepala Operasi British Petroleum di Amerika Serikat. Dudley sendiri menyatakan kultur British Petroleum yang dinilai para investor serta analis lebih berani mengambil risiko dibandingkan rival sekelasnya, bukan menjadi penyebab dari kecelakaan yang telah mengakibatkan kerugian miliaran dolar tersebut.
Sementara itu, pada laporan keuangan yang dirilis British Petroleum hari ini, kerugian perusahaan mencapai 16.9 miliar dolar pada kuartar kedua tahun ini. Kerugian ini terjadi karena biaya yang telah diperkirakan untuk mengatasi masalah kebocoran di Teluk Meksiko yang mencapai 32.2 miliar dolar.
Perusahaan ini juga telah mengabarkan akan menjual sebagian asetnya untuk memperoleh dana senilai 30 miliar dolar dalam waktu 18 bulan ke depan. Dana tersebut nantinya untuk menutupi biaya yang harus dikeluarkan akibat kebocoran sumur minyak tersebut. Selain itu, BP juga berencana memotong utang netonya sebesar 10 sampai 15 miliar dolar dalam jangka waktu yang sama. British Petroleum juga telah memberikan sinyal untuk mempertimbangkan kembali soal pembagian dividen setelah keluarnya hasil laporan keuangan pada kuartal keempat.
Tragedi meledaknya sumur Macondo di Teluk Meksiko telah meniimbulkan kemarahan serta kecaman baik dari rakyat Amerika Serikat dan pemerintahan Presiden Barack Obama. Bahkan, Obama telah memerintahkan British Petroleum agar menanggung ganti rugi akibat kerusakan yang terjadi. Kerusakan ini disebut-sebut sebagai kerusakan lingkungan yang paling parah sepanjang sejarah.
Peristiwa meledaknya sumur eksplorasi minyak milik British Petroleum di Teluk Meksiko terjadi 20 April silam dan menyebabkan 11 korban jiwa. Tak hanya itu, ledakan sumur turut menghancurkan industri pariwisata dan perikanan di Teluk Meksiko.
Chaiman British Petroleum, Carl Henric Svanberg, menyatakan perusahaannya akan mengintrospeksi diri dengan keras setelah kasus ini. Menurut Svanberg, British Petroleum akan bertransformasi menjadi perusahaan yang berbeda dengan sebelumnya.
Sementara itu, Tony Hayward dikabarkan akan menerima gaji tahun ini meski kepergiannya dijadwalkan pada Oktober mendatang. Gaji yang akan diterima Hayward mencapai 1.045 juta poundsterling atau setara dengan 1.6 juta dolar.
Analis menyatakan keputusan pemberhentian Hayward adalah langkah yang tepat. Sebab, Hayward telah menjadi target yang mudah bagi pemangku kebijakan di AS dan penduduk Teluk Meksiko. Apalagi sejak peristiwa ledakan sumur itu, British Petroleum telah mengalami penurunan nilai pasar hingga 40 persen atau senilai lebih dari 100 miliar dolar. Setelah pengumuman memberhentikan Hayward, saham perusahaan ini yang diperdagangan di London dan AS tampak meningkat sedikit.(www.vibiznews.com/BOG)
Hayward akan secara resmi berhenti 1 Oktober mendatang. Ia akan digantikan Robert Dudley. Robert Dudley saat ini menjabat Kepala Operasi British Petroleum di Amerika Serikat. Dudley sendiri menyatakan kultur British Petroleum yang dinilai para investor serta analis lebih berani mengambil risiko dibandingkan rival sekelasnya, bukan menjadi penyebab dari kecelakaan yang telah mengakibatkan kerugian miliaran dolar tersebut.
Sementara itu, pada laporan keuangan yang dirilis British Petroleum hari ini, kerugian perusahaan mencapai 16.9 miliar dolar pada kuartar kedua tahun ini. Kerugian ini terjadi karena biaya yang telah diperkirakan untuk mengatasi masalah kebocoran di Teluk Meksiko yang mencapai 32.2 miliar dolar.
Perusahaan ini juga telah mengabarkan akan menjual sebagian asetnya untuk memperoleh dana senilai 30 miliar dolar dalam waktu 18 bulan ke depan. Dana tersebut nantinya untuk menutupi biaya yang harus dikeluarkan akibat kebocoran sumur minyak tersebut. Selain itu, BP juga berencana memotong utang netonya sebesar 10 sampai 15 miliar dolar dalam jangka waktu yang sama. British Petroleum juga telah memberikan sinyal untuk mempertimbangkan kembali soal pembagian dividen setelah keluarnya hasil laporan keuangan pada kuartal keempat.
Tragedi meledaknya sumur Macondo di Teluk Meksiko telah meniimbulkan kemarahan serta kecaman baik dari rakyat Amerika Serikat dan pemerintahan Presiden Barack Obama. Bahkan, Obama telah memerintahkan British Petroleum agar menanggung ganti rugi akibat kerusakan yang terjadi. Kerusakan ini disebut-sebut sebagai kerusakan lingkungan yang paling parah sepanjang sejarah.
Peristiwa meledaknya sumur eksplorasi minyak milik British Petroleum di Teluk Meksiko terjadi 20 April silam dan menyebabkan 11 korban jiwa. Tak hanya itu, ledakan sumur turut menghancurkan industri pariwisata dan perikanan di Teluk Meksiko.
Chaiman British Petroleum, Carl Henric Svanberg, menyatakan perusahaannya akan mengintrospeksi diri dengan keras setelah kasus ini. Menurut Svanberg, British Petroleum akan bertransformasi menjadi perusahaan yang berbeda dengan sebelumnya.
Sementara itu, Tony Hayward dikabarkan akan menerima gaji tahun ini meski kepergiannya dijadwalkan pada Oktober mendatang. Gaji yang akan diterima Hayward mencapai 1.045 juta poundsterling atau setara dengan 1.6 juta dolar.
Analis menyatakan keputusan pemberhentian Hayward adalah langkah yang tepat. Sebab, Hayward telah menjadi target yang mudah bagi pemangku kebijakan di AS dan penduduk Teluk Meksiko. Apalagi sejak peristiwa ledakan sumur itu, British Petroleum telah mengalami penurunan nilai pasar hingga 40 persen atau senilai lebih dari 100 miliar dolar. Setelah pengumuman memberhentikan Hayward, saham perusahaan ini yang diperdagangan di London dan AS tampak meningkat sedikit.(www.vibiznews.com/BOG)