Incar Pasar Amerika Latin, RI Hidupkan Kerjasama dengan Chili

Pemerintah mengaktifkan kembali (reaktivasi) perundingan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA).

oleh Nurmayanti diperbarui 12 Mar 2017, 09:12 WIB
Sejumlah truk peti kemas di area JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). BPS mencatat, nilai ekspor September 2016 sebesar US$ 12,51 miliar, turun 1,84% dibanding bulan sebelumnya dan turun 0,59% (yoy). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia membidik untuk memperbesar kerjasama perdagangan dengan Amerika Latin, di tengah masa pemulihan ekonomi global.

Kali ini, Pemerintah mengaktifkan kembali (reaktivasi) perundingan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA).

"Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Chile sepakat melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Trade in Goods (TIGs) IC CEPA pada 13-14 Maret 2017 di Jakarta," tegas Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo di Jakarta, Minggu (12/3/2017).

Iman menegaskan perundingan ini memiliki arti strategis bagi Indonesia dalam meningkatkan hubungan Indonesia di kawasan Amerika Latin. Kawasan ini merupakan pasar potensial di antara pasar nontradisional.

"Chile merupakan penghubung atau hub dalam menerobos pasar kawasan Amerika Latin dengan GDP per kapita US$ 12,9 ribu dan interkonektivitas yang lebih baik dengan negara-negara lainnya," kata Iman.

Putaran kedua ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut pertemuan bilateral Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Chile di sela-sela APEC Minister Responsible for Trade (MRT) Meeting pada November 2016 di Lima, Peru.

Kedua Menteri saat itu sepakat untuk mereaktivasi perundingan setelah sebelumnya diselenggarakan pada 23-24 Mei 2014 di Santiago, Chile.

Perundingan putaran kedua akan mengadopsi pendekatan incremental (bertahap), yaitu fokus pada perundingan TIGs atau perdagangan barang. Perundingan akan dibagi ke dalam 4 Kelompok Kerja/Working Group (WG) yaitu WG on TIGs, WG on Rules of Origin (ROO) and Customs Procedures (CP), WG on Legal Issues, dan WG on Cooperation.

Iman menambahkan, Chile merupakan negara yang cukup proaktif dalam kebijakan perdagangan internasional karena memiliki 28 FTAs dan Partial Preferential Agreements (PPA) dengan lebih dari 60 negara.

"Negara negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam telah terlebih dahulu merasakan manfaat perjanjian perdagangan dengan Chile. Dengan IC CEPA ini Indonesia akan segera berada dalam koridor yang sama dalam persaingan di pasar Chile,” pungkas Iman.

Pada perundingan IC CEPA, Delegasi Indonesia akan dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo dan Delegasi Chile dipimpin Direktur Hubungan Ekonomi Bilateral Pablo Urria.

Adapun total perdagangan Indonesia-Chile pada 2016 mencapai US$ 227,15 juta dengan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 143,81 juta (menurun 2,4 persen) dan impor US$ 83,34 juta (menurun 52,06 persen).

Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Chile adalah alas kaki, otomotif, produk turunan sawit, seperti margarin dan minyak sayur.

Sedangkan impor utama Indonesia dari Chile adalah tembaga dan pakan ternak ikan.

Walaupun tahun lalu Indonesia mencatat surplus, namun tren perdagangan dalam lima tahun terakhir (2012-2016) turun sebesar 12,1 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya