Kuli Bangunan Susul Turis AS Tenggelam di Pantai Bengkulu

Pantai Bengkulu kembali memakan korban jiwa.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 12 Mar 2017, 12:00 WIB
Petugas Basarna Bengkulu sedang melakukan proses evakuasi terhadap mayat Asmadi (48) korban tewas tenggelam di perairan Pantai Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Belum genap seminggu peristiwa kematian turis asal Amerika Serikat Timothy Allen, keganasan pantai Bengkulu kembali menelan korban jiwa. Kali ini, Asmadi (48) seorang kuli bangunan yang jadi korbannya/ 

Korban yang pergi menjaring ikan dari rumahnya pada Sabtu pagi kemarin tidak kembali hingga pukul 21.00 WIB. Istri dan beberapa kerabatnya lalu menyusul ke pesisir RT 8 Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, tempat dia biasa menjaring.

Tetapi istri dan kerabatnya hanya menemukan sepeda motor dan jaring milik korban yang tergeletak di pinggir pantai, tidak ada satu orangpun yang ada di dalam air. Mereka lalu melapor ke petugas keamanan yang ikut membantu memantau situasi.

Tim gabungan Tagana, Basarnas, BPBD dan polisi perairan langsung melakukan pencarian dengan menurunkan perahu karet dan penyelam. Keluarga korban juga ikut menyisir ke sekitar pantai dengan radius hingg 1 kilometer.

Setelah melakukan pencarian selama lebih dari 10 jam, dua anggota patroli reaksi cepat Tagana Bengkulu Lin Keke dan Suryadi melihat sebuah benda seperti gabus mengapung berjarak 20 meter dari bibir pantai. Setelah diperiksa ternyata benar mayat Asmadi sudah mengapung dan digiring ke pinggir pantai menggunakan kayu seadanya.

"Saat pertama ditemukan pukul 03.14 WIB," kata ketua regu Tagana Junaidi di Bengkulu Minggu 12 Maret 2017.

Tim basarnas langsung menjemput korban menggunakan perahu karet dan melakukan proses evakuasi dan membawa korban ke rumah duka di Jalan Melati 2 RT 15 Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Isak tangis langsung pecah saat ambulance jenazah yang membawa korban tiba di rumah duka.

Candaan Terakhir

Agus Mandala, salah seorang tetangga korban mengatakan, sebelum pergi menjaring, dia sempat berpapasan dengan korban saat membeli rokok di warung, korban sempat mengatakan mau ke kawasan "Yang Tahu", istilah orang Bengkulu menyebut wilayah RT 8 Kelurahan Kandang. Sebab lokasi ini merupakan bekas kawasan lokalisasi yang ditutup sepuluh tahun lalu.

"Saya sempat titip pesan supaya dia tidak belok kanan masuk ke kawasan bekas lokalisasi tetapi langsung ke pantai saja," ujar Agus.

Saat itu, korban hanya tersenyum dan mengatakan, dia hanya berniat menjaring demi melampiaskan hobi sambil mengadu keberuntungan, siapa tahu ada rezeki, ikan bisa didapat. Rupanya pertemuan itu merupakan yang terakhir bagi dia dan korban, Agus lalu mendengar khabar rekannya itu tenggelam dan ikut melakukan pencarian di pesisir pantai.

"Dia orangnya baik dan tidak banyak macam macam, semoga semua bisa menerima kepergiannya dengan tabah," ujar Agus dengan mata berkaca.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya