Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau dengan mencetak penguatan pada perdagangan saham di awal pekan ini, meski sempat melemah pada pra pembukaan.
Pada pra pembukaan perdagangan saham Senin (13/3/2017), IHSG melemah 1,47 poin atau 0,03 persen ke level 5.389,52.
IHSG kemudian dibuka menguat 2,87 poin atau 0,05 persen ke posisi 5393,5. Sementara indeks saham LQ45 melemah 0,08 persen ke level 892,65. Sebagian besar saham acuan melemah.
Baca Juga
Advertisement
Ada sebanyak 65 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 35 saham melemah, 84 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.394,72 dan terendah 5.389,2.
Transaksi perdagangan saham dengan total frekuensi perdagangan 2.771 kali. Volume perdagangan saham 94,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 64,2 miliar. Sementara rupiah berada di posisi Rp 13.357 per dolar AS.
Sektor saham yang menguat dipimpin aneka industri yang naik 0,56 persen disusul saham konstruksi yang naik 0,25 persen.
Sementara sektor yang melemah antara lain pertanian turun 9,30 persen, industri dasar 0,14 persen dan pertambangan susut 0,13 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan pada awal sesi antara lain saham RIMO naik 22,63 persen ke level Rp 168 per saham, saham CANI naik 23,97 persen ke level Rp 750 per saham, saham PSKT mendaki 11,67 persen ke level Rp 67 per saham.
Kemudian saham-saham yang tertekan antara lain saham MRAT turun 5,13 persen ke level Rp 222 per saham, saham BINA melemah 5,06 persen ke level Rp 450 per saham, dan saham SHID merosot 5,06 persen ke level Rp 450 per saham.
Sebelumnya, Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adie Joe mengatakan, investor masih menanti besaran kenaikan suku bunga itu. Menurut dia, IHSG bakal tertekan jika kenaikan lebih dari 25 basis poin.
"Lagi menunggu meeting The Fed, terkait suku bunga, kayaknya naik. Nggak apa-apa kalau 25 basis poin, cuma kalau 50 agak kaget," kata dia kepada Liputan6.com.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti laporan keuangan emiten untuk tahun 2016. Lantaran, masih ada emiten yang belim merilis kinerja keuangan tahun lalu. "Domestik laporan keuangan ada yang belum keluar," kata dia.