Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian dan Institut Otomotif Indonesia (IOI), saat ini tengah serius menggodok kendaraan pedesaan, yang rencananya bakal diperkenalkan dan diproduksi dalam waktu dekat.
Proyek kendaraan pedesaan ini akan melibatkan berbagai pihak di industri otomotif Tanah Air. Mereka yang terlibat antra lain akademisi, industri kecil dan menengah, pebisnis aftermarket, beberapa agen pemegang merek (APM) besar di Tanah Air, serta melebar dengan kerjasama antara IOI dan Malaysia Automotive Institut (MAI).
Baca Juga
Advertisement
Sebagai langkah awal proyek besar ini, Kemenperin dan IOI juga telah menggelar lomba kendaraan pedesaan, sejak 5 Desember hingga 5 Maret, dan pengumuman pemenangnya dilakukan berbarengan dengan Bali Creative Industry Centre (BCIC), Denpasar, Bali, 7 sampai 12 Maret 2017.
Dalam lomba ini, terpilih lima desain kendaraan pedesaan dari berbagai perguruan tinggi, dari 21 desain yang masuk ke meja panitia lomba desain mobil pedesaan.
Kelima desain tersebut, yaitu Argani Grand Pick Up dari tim Telkom University, Waprodek Disel oleh tim Institut Teknologi Surabaya (ITS), Mobil Desa Serbaguna garapan tim Universitas Negeri Semarang (Unnes), Mobil Multifungsi Pedesaan Diponegoro karya tim Universitas Diponegoro (Undip), dan Mobil Desa Nasional buatan tim Unnes.
Salah satu kelima desain ini dipilih untuk menjadi pemenang, dan bakal masuk produksi sebagai kendaraan pedesaan. Selain lima desain mobil mahasiswa ini, apa saja yang menarik dari proyek kendaraan pedesaan ini?
Berikut, tiga fakta yang membuat kendaraan pedesaan ini menarik untuk dibahas, yang berhasil dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.
Next
Harga Rp 60 Jutaan, Bagaimana Spesifikasinya?
Kendaraan pedesaan hasil kolaborasi akademisi, industri kecil dan menengah, serta pemain aftermarket yang sepenuhnya di bawah kendali IOI ini, kabarnya akan dibanderol dengan harga yang menggiurkan, yaitu Rp 60 jutaan.
Menarik? Jelas saja, pasalnya mobil ini memang diperuntukan untuk masyarakat pedesaan, guna membantu kegiatan pertanian. Dan yang menjadi pertanyaan, dengan harga tersebut, bagaimana spesifikasi kendaraan pedesaan tersebut?
Kendaraan ini dipersenjatai mesin berkapasitas di bawah 1.000 cc. Dengan jantung pacu tersebut, mobil ini memiliki kecepatan sekitar 60 sampai 100 km/jam.
Untuk bahan bakarnya, mobil ini kabarnya akan menggunakan bahan bakar gas (BBG), karena dinilai lebih murah, efisien, dan ramah lingkungan.
Selain itu, mobil ini akan tersedia dengan sistem penggerak all-wheel drive (AWD), dengan model pikap, dan bagian belakang atau baknya bisa diubah-ubah, dan mampu membawa alsintan atau alat mesin pertanian.
Advertisement
Next
Campur Tangan Jepang
Berpredikat sebagai mobil karya anak bangsa, ternyata kendaraan pedesaan ini akan melibatkan pabrikan besar dari Jepang. Kabarnya, proyek mobil pedesaan ini akan melibatkan Toyota dan Daihatsu, untuk memasok mesin dan transmisinya.
Ketika dikonfirmasi Liputan6.com terkait hal tersebut, Amelia Tjandra Direktur Pemasaran Astra Daihatsu Motor (ADM), mengaku belum mengetahui soal permintaan tersebut.
"Duh, maaf saya tidak bisa berkomentar. Kami belum tahu dan berdiskusi," katanya kepada Liputan6.com. Kemudian seandainya memang ada permintaan tersebut, Amelia berkata, "saya tidak mau berandai-andai. Maaf belum mau berkomentar karena tidak tahu detailnya."
Lain halnya dengan Toyota, melalui Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono mengamini bahwa mereka turut dalam pengembangan purwarupa mobil pedesaan. Hanya saja, dia tak sependapat bila jenama Jepang itu akan menyuplai kebutuhan mesin dan transmisi.
"Sebenarnya kami nggak jawab spesifik seperti itu (suplai mesin dan transmisi mobil pedesaan). Sekarang itu, kami mendukung kementerian untuk mengembangkan purwarupa mobil pedesaan," kata dia beberapa waktu lalu.
Next
Bakal Ada 34 Prototipe
Setelah lomba desain mobil pedesaan rampung, proyek yang berada di bawah kendali penuh IOI ini sepertinya sudah siap untuk meluncurkan prototipe model tersebut. Kabarnya, model ini akan diperkenalkan pada Agustus mendatang.
Nantinya, kendaraan pedesaan ini akan dibuat sebanya 34 prototipe, untuk menyesuaikan kebutuhan sektor pertanian pada masing-masing daerah.
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, masing-masing provinsi di Indonesia akan mendapatkan satu prototipe mobil pedesaan. Dengan demikian masing-masing provinsi bisa menggerakkan industrinya untuk membuat kendaraan itu dijual kepada petani.
Menurut Gati, prototipe tersebut akan diberikan secara gratis. Namun untuk produksi massal akan diserahkan ke industri atau produsen yang mampu membuatnya.
"Ke depannya tergantung kebutuhan desa tersebut. Ke depan tidak mungkin dong anggaran dari Kementerian Perindustrian. Kementerian Desa kan juga ada anggaran. Tapi sementara kita menyusun prototipe dulu," kata dia.
Sementara untuk Agustus 2017 ditargetkan akan diluncurkan satu prototipe mobil pedesaan yang sudah layak untuk diproduksi secara massal. Untuk prototipe selanjutnya akan menyusul mengikuti antusias dari masyarakat.
Advertisement