Liputan6.com, Jakarta Seluruh gerbang tol di Indonesia akan menerapkan transaksi pembayaran nontunai atau secara elektronik pada akhir 2017. Kebijakan tersebut dalam rangka mendukung gerakan nontunai yang dicanangkan Bank Indonesia (BI), salah satunya di jalan tol dengan target 100 persen.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry TZ mengatakan pihaknya bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), BI dan perbankan sedang bekerja mendukung gerakan nontunai yang diinisiasi bank sentral. Salah satunya meningkatkan transaksi pembayaran nontunai alias elektronik di jalan tol.
"Kami ingin meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi pembayaran nontunai atau elektronik di semua gerbang tol di seluruh Indonesia. Kita lagi bekerja untuk mewujudkan cashless society di jalan tol tahun ini," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini penetrasi penggunaan transaksi pembayaran elektronik di gerbang tol baru mencapai 23 persen. Targetnya 100 persen di 2017.
"Nanti akan meningkat, kan sekarang 23 persen, kemudian naik jadi 30 persen-40 persen. Harapannya bisa 100 persen di 2017," dia menuturkan.
Dia mengungkapkan, alasan utama dari transaksi tunai ke nontunai di seluruh gerbang tol di Indonesia tahun ini demi efisiensi. Sebelumnya kondisi jalan tol dari ujung ke ujung terpisahkan dengan banyak gerbang tol sehingga menghabiskan waktu cukup lama selama perjalanannya.
Sebagai contoh dari jalan tol Jagorawi yang memiliki gerbang tol masuk dan keluar. Kemudian saat masuk rute tol lain, pengendara akan menemukan gerbang tol serupa sehingga banyaknya gerbang tol menjadi hambatan.
"Jadi jalan tol sekarang tidak pendek-pendek, tidak ada sekat, karena terus. Seperti tol Trans Jawa sudah tersambung sampai Surabaya pada 2018. Begitupula dengan Trans Sumatera, ruas Bakauheni-Palembang akan menjadi satu," Herry mengatakan.
Menurutnya, transaksi pembayaran tol secara manual atau tunai tidak lagi dimungkinkan ke depannya karena hanya akan menghabiskan waktu di jalan. Proses dari gerbang tol satu ke gerbang tol lainnya bisa memakan waktu hingga 30 menit, mulai dari antre, melihat tarif, pembayaran, memberikan uang kembalian, hingga keluar gerbang termasuk komunikasi.
"Misalnya di tol Cibubur, itu bisa setengah jam antre di gerbang tol. Ini yang mau kita hilangkan barrier itu dengan cara cashless sehingga lebih efisien. Saving waktunya bisa signifikan, berkurang sampai 50 persennya. Kalau bayarnya mah cuma nempel paling tidak sampai 30 detik," dia menandaskan.(Fik/Nrm)