Liputan6.com, Jakarta Suasana Balai Kota DKI Jakarta pagi itu mendadak riuh saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memasuki gerbang.
Puluhan warga yang sudah menunggu tampak kaget saat tahu Ahok naik bus. Suara klakson “telolet-telotet” membuat warga semakin penasaran dengan bus vintage series milik Transjakarta itu.
Advertisement
Sambil melambaikan tangan, wajah Ahok terlihat sumringah di pagi yang mendung itu. Sebelum turun, Ahok tak mau kelewatan untuk duduk di kursi sopir dan menekan klakson telotet. Warga dan Ahok tertawa mendengar suara klakson yang sempat viral itu.
“Suaranya lucu ya. Ayo naik bus,” ajak Ahok pada warga di Balai Kota Jakarta seperti dikutip Liputan6, Selasa, (14/2/2017).
Ahok menjelaskan, bus milik Transjakarta memiliki suspensi sangat baik. “Bus ini bagus, suspensinya, tempat duduknya, lantainya enggak licin loh,” ucap Ahok.
Bus vintage dengan corak warna putih biru itu memang dirancang khusus untuk mengenang kejayaan bus DKI pada masa lampau.
Hari ini Ahok sengaja meninggalkan mobil dinasnya di rumah untuk naik bus itu menuju kantornya.
Bersama Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono, Ahok naik bus anyar tersebut dari rumahnya di Pantai Mutiara, Kecamatan Penjaringan, ke Balai Kota.
Kepada wartawan yang menunggunya di Balai Kota, Ahok memamerkan bus mewah seharga Rp 1,8 miliar tersebut.
“Kami mau bus terbaik. Kursi nih, lihat nih, jaraknya (antar kursi), betul-betul enak. Aku tinggi saja masih bisa,” kata Ahok.
Desain yang disajikan Transjakarta ini bernuansa jadul mulai dari sofa, lantai bus, hingga kerangka bus. Seluruh sofa dibuat menghadap depan.
Ahok mengatakan jok pada bus Transjakarta didesain dengan menggunakan sofa supaya penumpang bisa duduk lebih nyaman.
Bus ini memiliki kapasitas sebanyak 75 orang. Menurut Ahok, pengurangan jumlah kapasitas tersebut demi kenyamanan penumpang. Bus tersebut direncanakan akan masuk sampai perumahan masyarakat.
“Bus ini akan masuk sampai perumahan. Jadi orang ke depannya itu pasti menghindari beli mobil. Ngapain beli mobil kalau naik bus enak. Kalau mau cepat mungkin panggil taksi online,” ujarnya.
Menurut Ahok semua fasilitas tersebut sebagai upaya upaya mendorong warga untuk naik bus ketimbang mobil pribadi.
Bus Transjakarta ini diproduksi dengan tiga seri, yaitu tahun 1960-an, 1980-an dan 1990-an. Menurut Budi Kaliwono, bus ini dibuat untuk mengingatkan pada kenangan masa lalu.
“Desainnya saja yang lama, tapi mesin semua baru. Bahkan ini bus lokal pertama yang otomatis,” ungkap Budi Kaliwono
Budi mengaku desain bus disesuaikan dengan permintaan Gubernur Ahok. Mulai dari lantai yang tidak licin, jarak antar kursi yang dibuat berjauhan hingga tombol darurat di dalam bus.
“Bus ini harus otomatis supaya kencang. Ukuran kaki juga harus sesuai saya. Supaya nyaman,” kata Ahok. Transjakarta versi vintage ini diproduksi sebanyak 12 unit.
Upaya Ahok mengalihkan pengguna mobil pribadi ke angkutan transpotasi massal memang terus dilakukan. Termasuk juga dengan memberi contoh bahwa dia pribadi tak segan naik bus Transjakarta dari rumah pribadinya ke Balai Kota.
Hal sama juga dilakukan Ahok untuk memastikan para disabilitas dan orang tua bisa nyaman naik Transjakarta.
Salah satu yang disorot Ahok adalah halte Transjakarta koridor XIII (Ciledug-Tendean) yang dikritik karena terlalu tinggi. Menurutnya halte itu akan dilengkapi dengan lift. Sehingga, lanjut dia, masyarakat tidak akan kesulitan untuk menggunakan bus Transjakarta layang tersebut.
“Untuk yang itu (koridor layang Transjakarta), makanya kami mau pasang lift,” kata Ahok.
Halte Transjakarta layang ini menjadi sorotan karena terlalu tinggi dan tangganya begitu curam. Sehingga tidak ramah untuk penyandang disabilitas, ibu-ibu hamil, dan lansia.
Ahok mengatakan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta dan PT Transjakarta tengah mengatur pembangunan lift di halte tersebut.
“Ini enggak bisa dihindari. Karena kami memaksa semua jalan arteri atas, tol-tol, harus ada jalur bus,” kata Ahok.
Dengan tinggi 20,7 meter dan lebar 1-1,5 meter, halte sulit dicapai calon penumpang bus, khususnya orang tua, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Adapun halte di bawah 13 meter akan menggunakan tangga.
Sementara halte di atas 13 meter akan ada kombinasi tangga dan eskalator. Sesuai desain pembahasan 2014, ada tiga halte yang sementara nanti akan dikombinasikan dengan eskalator, antara lain halte Cipulir, Carrefour Kebayoran Lama, dan Simpang MRT (CSW).
Halte Transjakarta nanti akan berdekatan dengan stasiun MRT Sisingamangaraja. Jalan layang Ciledug-Kapten Pierre Tendean dibangun sepanjang 9,3 kilometer.
Maka, Ahok juga tak hanya memberi contoh agar pengguna kendaraan pribadi pindah ke angkutan massal, namun juga membuat angkutan macam Transjakarta nyaman. Termasuk bagi para disabilitas, ibu hamil dan orang tua.