Liputan6.com, Jakarta - Ada tiga jenis knalpot untuk sepeda motor. Pertama knalpot standar, kedua knalpot racing, dan terakhir adalah knalpot "bobokan". Dua knalpot terakhir dipasang demi mengejar performa.
Mungkin sudah banyak yang mengerti apa itu knalpot racing. Ia adalah part yang bisa dibeli di banyak toko aftermarket. Namun lain hal dengan knalpot bobok. Sebetulnya, apa itu, dan mengapa ia bisa meningkatkan performa?
Baca Juga
Advertisement
Joko, pemilik bengkel sepeda motor JDM mengatakan, pada dasarnya knalpot bobokan adalah istilah yang merujuk kepada knalpot standar namun sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
"Knalpot itu modifikasi silincernya. Diameter lubang buangnya yang diperbesar atau menghilangkan peredamnya," ujar Joko saat berbincang dengan Liputan6.com di bengkelnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan Senin (13/3/2017).
Silincer adalah bagian di ujung knalpot yang umumnya ukurannya lebih besar. Pada silincer, terdapat material peredam suara. Pada knalpot standar, gas buang diputar-putar dulu di pipa atau saringan silincer sebelum dibuang.
Dengan bobok, pipa-pipa inilah yang dibuang. Ia kemudian diganti dengan pipa lurus agar gas buang langsung keluar.
"Dengan bobokan itu, tarikan motor jadi lebih enteng di rpm bawah dan atas karena daya buangnya lebih besar, lebih lancar . Karena itu bobok knalpot banyak disukai oleh anak mudah," tambahnya. Namun tentu bobok knalpot tetap ada efeknya.
"Bahan bakar jadi lebih boros. Oli juga cepat encer karena otomatis mesin cepat panas. Makanya kalau bobok tidak bisa asal ukurannya," tutup Joko.
Modifikasi seperti ini tentunya lebih ramah kantong daripada beli knalpot racing. Sekadar informasi, biaya bobok berkisar antara Rp 150 ribu (untuk motor kecil seperti matik), hingga Rp 200 ribu (untuk motor "laki"). "Waktu pengerjaannya sehari beres," tutup Joko.