Kisah-Kisah Misterius Hutan Blora

Ketika turun dari kendaraan, awak bus dan sopir truk itu baru sadar mereka di jalan setapak Hutan Blora. Banyak kisah misterius di sana.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 14 Mar 2017, 10:31 WIB
Kisah Misterius Hutan Blora

Liputan6.com, Semarang Kabupaten Blora merupakan salah satu wilayah yang menjadi paru-paru Jawa Tengah. Hal itu karena luasnya hutan jati yang dikelola oleh Perum Perhutani. Meskipun demikian, penulis Pramudya Ananta Toer menggambarkan tanah kelahirannya dalam Cerita Dari Blora itu sebagai kota tandus bertanah kapur, dan memiliki setumpuk permasalahan sosial yang kompleks, seperti kota lain di Pantura.

Namun, luasnya hutan itu ternyata menyimpan misteri tersendiri. Banyak kejadian misterius melingkupi Blora yang berhubungan dengan luasnya hutan yang ada. Kejadian paling kasat mata adalah banyaknya yang tersesat di berbagai titik hutan Blora itu.

Berikut beberapa peristiwa misterius yang menonjol dari puluhan atau bahkan ratusan kisah di sana. Cerita ini bersumber dari sejarah lisan dan kisah yang tercatat di kepolisian sebelum peristiwa masuknya Bus Garuda Mas, Senin 13 Maret 2017 di hutan itu juga.

Order Gaib Pentas Ketoprak

Kita awali kisah ini pada 2003. Ketika itu, sebuah kelompok seni ketoprak mendapat undangan pentas di sebuah rumah di Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Namun setelah ditunggu lama, rombongan kesenian ini tak kunjung datang ke rumah si pengundang sesuai perjanjian. 

Menurut Suyono, salah satu warga Todanan, warga desa sempat kecewa dengan kelompok seni itu. Namun keesokan harinya mereka heran karena menemukan rombongan itu di dalam hutan.

"Saat dikomplain karena tidak datang, pemimpin rombongan malah bingung karena mereka merasa sudah menggelar pentas semalaman," katanya.

Pohon Jati yang meranggas, menegaskan ketandusan tanah Blora ketika musim kemarau. (foto : Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Pengendara Motor Hilang Misterius

Peristiwa kedua yang juga menghebohkan warga terjadi pada 2008. Saat itu, ada warga Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Blora, yang mengendarai sepeda motor dan melintas di kawasan Hutan Bonggan. 

Suyono mengaku lupa nama warga itu. Namun, warga Kedungbacin ketika itu heboh karena sang pengendara motor menghilang.

"Ia dua hari tidak pulang. Ternyata ia ditemukan di lokasi yang tak jauh dari ditemukannya bus dan dua truk tronton di perbatasan Hutan Bonggan dan Hutan Gadogan tahun 2012," kata Suyono.

Mengitari Kuburan

Kisah misterius berikutnya terjadi pada 2009. Kali ini dialami Briptu (pangkat saat itu) Soewignyo, seorang anggota Sentra Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora. Sebagai polisi, ia biasa pulang pergi bersepeda motor. Peristiwa terjadi ketika ia pulang naik motor menuju Kunduran, Blora.

"Tiba-tiba lampu sepeda motornya lepas ketika melintas di kawasan Hutan Bonggan. Polisi itu kemudian turun dan mencoba membetulkan lampunya. Karena tak bisa, ia lalu memegangi lampunya dan meneruskan perjalanan. Namun semalaman ia tak juga sampai rumah. Biasanya (perjalanan) hanya beberapa menit," kata Suyono.

Suyono menambahkan, Briptu Suwignyo baru sadar ketika ia ditegur orang ketika hari sudah terang tanda pagi sudah tiba. Anehnya, ia ternyata hanya berputar-putar di areal pemakaman.


Misteri Kota Gaib?

Kisah Misterius Hutan Blora

Misteri hutan Blora semakin menemui eksistensinya ketika pada 2010, pemilik akun Facebook Vicky Satria menulis pengalamannya.

Kota Misteri

Saat itu bulan Suro. Ia dalam perjalanan pulang dari berkunjung ke rumah temannya di daerah Kunduran dan Randublatung, Blora.

Dalam perjalanan pulang, Vicky Satria merasa melewati sebuah kota yang ramai dan bertemu dengan seorang ibu dan anak yang kebetulan ingin pulang. Merasa iba dan karena ia sendirian, Vicky mengantarkan ibu tersebut ke rumahnya.

"Bentuk rumahnya seperti rumah Jawa kuno, dan saya dijamu tuan rumah," kata Vicky.

Usai mengantarkan ibu itulah, ia ternyata hanya berputar-putar di tengah hutan. Untunglah ia bertemu dengan sesosok orang tua berbaju putih yang menunjukkan jalan utama ke arah Solo.

Bus dan Truk di Jalan Setapak

Peristiwa misterius yang paling fenomenal terjadi pada Kamis, 21 Juni 2012. Ketika itu sebuah Bus Pahala Kencana melaju dari Jakarta menuju ke Madura, Jawa Timur. Bus Pahala Kencana ini membawa 33 penumpang.

Sekitar pukul 02.30 WIB, bus itu tiba di hutan Gadogan, Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Bus Pahala Kencana itu kemudian mengikuti sebuah truk beton Jaya Mix yang di depannya.

Bus Pahala Kencana bersama sebuah truk beton Jayamix mampu melewati jalan setapak di hutan ini. (foto : Liputan6.com / istimewa / Edhie Prayitno Ige)

Merasa truk tersebut berjalan lambat, bus Pahala Kencana mencoba mendahului. Malangnya, mereka bersenggolan. Ketika turun untuk melihat kondisi kendaraan, awak bus dan sopir truk itu baru menyadari bahwa mereka berada di jalan setapak.

Bowo Kajangan, seniman instalasi dan performance art asal Blora yang tinggal di Semarang mengatakan bahwa keesokan harinya, warga heboh karena dua kendaraan besar itu bisa melintas di jalan setapak.

"Yang aneh, warga dan awak bus juga para penumpang tak melihat adanya jejak ban maupun bekas-bekas semak yang dilindas kendaraan itu. Bahkan kendaraan itu juga tak lecet sedikit pun. Lecetnya karena mereka berbenturan saat bus hendak menyalip," kata Bowo Kajangan kepada Liputan6.com.

Kecelakaan Tunggal Tiba-tiba

Pada 2013, sebuah mobil Suzuki Ertiga melaju dengan kecepatan sedang di wilayah Kecamatan Jiken. Mobil itu masuk ke dalam hutan tak terlalu jauh, hanya beberapa puluh meter saja. Mobil berhenti karena menabrak sebatang pohon jati. Akibatnya, sang sopir, Mulyono, terluka di bagian dagu.

Menurut Muhammad Isa, saksi mata yang mengendarai mobil tepat di belakangya, mobil yang dikendarai Mulyono itu tiba-tiba berbelok ke kanan dan masuk ke dalam hutan jati di km 14. Setelah menabrak pohon jati, mobil berhenti.

"Sopir hanya sendirian. Tak ada penumpang," kata Isa.

Suzuki Ertiga ini tiba-tiba masuk ke hutan dan baru bisa berhenti setelah menabrak pohon. (foto : Liputan6.com / istimewa / Edhie Prayitno ige)

Pengakuan Mulyono, ketika berada di lokasi ia mengaku tidak sadar jika menerobos hutan. Bahkan ketika sadar ia tersesat, kakinya juga sulit menginjak rem sehingga mobil itu menabrak pohon jati.

Bus Tersesat di Hutan

Peristiwa berikutnya yang cukup menonjol terjadi 11 Oktober 2016. Peristiwa juga terjadi sekitar jam 02.30 WIB. Kali ini peristiwa terjadi di lahan Perhutani pos 7 Dukuh Nglecong, Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora. Saat itu Bus Jati Mas nopol K 1495 GE tersesat di tengah hutan.

Bus yang dikemudikan Santoso, warga Jepara; dan kernet Parman, warga Todanan, itu rencananya hendak menjemput rombongan pariwisata SDN 2 Plosorejo. Akibatnya, mereka terlambat menjemput anak-anak SD yang hendak berwisata itu. Kepada panitia, mereka menjelaskan sudah tersesat di tengah hutan.

"Namun, yang ini ada juga yang menduga bahwa itu hanya alasan sopir dan kernet saja agar tak dikomplain pihak penyewa," kata Bowo Kajangan.

Warga Desa Kedungbacin pernah mendengar cerita dari sesepuh mereka bahwa di daerah sekitar hutan tersebut terdapat sebuah kota gaib. Kota tersebut cukup megah dan besar. Benarkah? Wallahu alam bisawwab.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya