Pengamat: Bayar Tol Tak Pakai Uang Tunai Jangan Repotkan Konsumen

Pengamat transportasi Muslich Zainal menuturkan, penertapan transaksi non tunai sebaiknya dengan satu kartu yang bisa dipakai di mana pun.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mar 2017, 12:52 WIB
Suasana gerbang Tol Cikopo, Jawa Barat, Senin (13/7/2015). Menjelang H-4 Lebaran, arus lalu lintas di Tol Cipali terlihat lancar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerapkan transaksi pembayaran non tunai di seluruh gerbang tol pada 2017. Langkah ini sebagai upaya mengurangi kemacetan panjang di gerbang tol.

Pengamat Transportasi Muslich Zainal Asikin mengatakan, memang sudah saatnya transaksi di jalan tol dilakukan secara nontunai. Namun untuk tahap awal, hal tersebut tidak bisa seluruh gerbang tol‎.

"Ya memang sudah saatnya begitu, tapi juga harus bertahap. Misalnya jangka waktu 6 bulan, misalnya ada 4 pintu, disisakan 1 pintu (dengan transaksi tunai). ‎Atau dari 5 pintu, 1 pintu masih tunai," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Selain itu, penerapan transaksi nontunai juga jangan sampai merepotkan masyarakat selaku konsumen. Sebab inti dari penerapan sistem nontunai untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

"Supaya jangan merepotkan masyarakat karena kebanyakan bawa kartu. Tetapkan 1 kartu dengan kualitas tinggi bisa dipakai di mana pun, seperti untuk busway, KRL, restoran, bayar tiket pesawat, jalan tol dan sebagainya," kata dia.

Sementara terkait dengan potensi kemacetan yang bisa dikurangi dari penerapan‎ sistem ini, Muslich mengatakan hal tersebut tergantung dari penggunaan teknologi transaksi nontunai yang digunakan di gerbang tol. Semakin canggih teknologi yang digunakan, maka semakin cepat waktu transaksi di gerbang tol.

‎"Ini mengurangi (kemacetan), tapi ‎sangat tergantung kepada kualitas teknologi pembaca kartunya," ujar dia.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya