Sejumlah nenek meninggalkan kelas di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Sekolah ini mendidik para perempuan lanjut usia. Maka Aajibaichi Shaala dikenal sebagai 'Sekolah Nenek'. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Ekspresi seorang nenek, Savita Deshmukh (62) selama belajar di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Sekolah ini didirikan pada 2016 agar membuat nenek-nenek terbebas dari buta aksara. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Sejumlah nenek usai menimba ilmu di Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Nenek-Nenek ini rela meluangkan waktunya untuk belajar membaca, menulis, dan menghitung demi terbebas dari buta aksara. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Savita Kedar ditemani oleh cucunya usai menimba ilmu di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Sekolah ini memulai kegiatan belajar sekitar pukul dua siang waktu setempat. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Nenek Sulochona Kedar (68) membaca buku selama mengikuti kegiatan di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Sama seperti sekolah pada umumnya, Sekolah ini memiliki aturan dalam berpakaian. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Suasana kegiatan di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Para nenek diwajibkan mengenakan seragam berupa syari, pakaian khas India, berwarna pink. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Nenek Ramabai Khandakre (69) membaca buku selama mengikuti kegiatan di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)
Suasana kegiatan di Sekolah Aajibaichi Shaala, Desa Fangane, India, pada 1 Maret 2017. Para nenek diwajibkan mengenakan seragam berupa syari, pakaian khas India, berwarna pink. (AFP Photo / Indranil Mukherjee)