Liputan6.com, Gowa - Ratusan pendaki dan keluarga mengantarkan jenazah sang juru kunci atau kuncen Gunung Bawakaraeng, Tata Rasyid, ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman hutan pinus, Lembanna, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kemarin sore.
"Arak-arakan pengantar jenazah saat membawa jasad mendiang sangat panjang. Ada ratusan pendaki dari seluruh penjuru Sulawesi Selatan yang hadir," ucap Bayu Rachmat, salah seorang aktivis pencinta alam, Selasa (14/3/2017).
Bayu mengatakan Tata Rasyid adalah seorang bapak sekaligus orangtua bagi para pendaki Gunung Bawakaraeng. Sebelum mendaki gunung yang memiliki ketinggian 2.830 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, pendaki pasti singgah dulu di rumah Tata Rasyid di kaki Bawakaraeng, untuk meminta petunjuk.
"Jadi dulu sebelum mendaki pasti singgah dulu minta petunjuk, apakah boleh mendaki atau tidak. Kalau beliau bilang tidak, maka para pendaki tidak akan mendaki atau mengalihkan tujuan mereka ke Lembah Ramma (lembah di kaki Gunung Bawakaraeng)," Bayu menerangkan.
Baca Juga
Advertisement
Terkadang ada juga yang membangkang. Menurut Bayu, mereka yang telah dilarang untuk mendaki tapi tetap nekat biasanya tidak akan sampai ke puncak gunung yang dalam bahasa setempat berarti "Mulut Tuhan" tersebut.
"Kalau tidak terhalang badai, pasti tersesat karena keluar jalur pendakian. Lalu, jika ada yang hilang dialah orang yang paling pertama pergi untuk mencari," tutur dia.
Andi Hidayatullah, salah seorang pendaki lainnya, mengungkapkan Tata Rasyid adalah sosok yang humoris. "Dulu pertama kali saya mendaki (Gunung) Bawakaraeng, dia yang menjadi porter dan mengantar saya dan teman-teman hingga sampai ke puncak. Sepanjang jalan kami selalu dibuat tertawa dengan candaan dan guyonannya."
Andi mengungkapkan pula Tata Rasyid adalah sosok yang tak akan dilupakan karena sifat dan sikap yang santun, ramah, dan baik hati kepada para pendaki. "Ya, dia layaknya bapak bagi para pendaki Gunung Bawakaraeng. Dia selalu berpesan agar menjaga kelestarian alam dan menjaga Gunung Bawakaraeng."
Tata Rasyid meninggal di usianya yang ke 77 tahun lantaran penyakit gula kering yang dideritanya sejak lama. Almarhum memang beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit yang dideritanya.
Ia bahkan sempat menjalani pengobatan dan perawatan intensif di Rumah Sakit Islam Faisal, Makassar. Kondisinya yang membaik membuat pihak rumah sakit mengizinkannya untuk rawat jalan dan diperbolehkannya pulang.
Namun pada Senin, 13 Maret 2017, dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, kuncen Gunung Bawakaraeng itu mengembuskan napas terakhirnya.
Sejak informasi meninggalnya Tata Rasyid diketahui, ribuan ucapan belasungkawa dan dukacita terus menghiasi halaman media sosial. Mereka merasa kehilangan atas kepergian sang juru kunci Gunung Bawakaraeng itu.