Liputan6.com, Tokyo - Toyota Motor Corp. mencari kemungkinan mengambil untung dari kedatangan Raja Salman ke Jepang, dua hari lalu. Mereka dikabarkan mulai melakukan survei untuk melihat kemungkinan membuat pabrik perakitan.
Melansir japan-news.com, Rabu (15/3/2017), suryei ini akan dilakukan bersama dengan pemerintahan Arab Saudi. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan pada hari ini.
Bagi Toyota, ini adalah kesempatan mereka untuk memperdalam penetrasinya. Sampai saat ini, untuk masuk ke Arab Saudi mereka harus mengekspor langsung dari Jepang atau negara basis produksi lain. Pangsa pasar mereka mencapai 30 persen.
Baca Juga
Advertisement
Angka tersebut sebetulnya telah menempatkan mereka sebagai penguasa bisnis kendaraan roda empat. Di masa depan mereka berharap ceruknya terus bertambah.
Namun memang, rencana ini harus mereka pikirkan matang-matang karena berbagai hal. Yang paling jelas karena di sana industri otomotifnya masih sangat muda. Industri penunjang seperti pabrik suku cadangnya masih sangat lemah.
Sejauh ini pabrikan Jepang yang sudah punya pabrik di negeri yang kaya minyak itu baru Isuzu. Sejak 2012 lalu, mereka telah merakit truk midsize.
Bagi Arab Saudi sendiri, kemungkinan kerjasama ini tetap menguntungkan, dan memang jadi bagian visi bisnis mereka. Menurut sumber yang sama, ke depan pamerintahan memang ingin mendiversifikasi bisnis tak hanya di perminyakan saja.
Menurut lembaga riset Fourin, Inc. pasar otomotif Arab Saudi memang terus naik tiap tahunnya. Pada 2015 lalu, penjualannya mencapai 880 ribu unit.