Liputan6.com, California - Yahoo akan memberikan gaji pokok dua kali lipat lebih tinggi untuk Thomas McInerney, yang akan menggantikan posisi Marrisa Mayer sebagai Chief Executive Officer (CEO). McInerney akan memimpin Yahoo setelah proses akuisisi oleh Verizon selesai.
Setelah menjual bisnis intinya, Yahoo akan tetap membayar para eksekutif dengan angka yang menggiurkan. Bahkan bayaran yang didapat McInerney jauh lebih tinggi daripada gaji Mayer saat memimpin perusahaan tersebut.
Berdasarkan surat penawaran yang dipublikasikan pada Senin (13/3/2017), mantan CEO IAC itu akan mendapatkan gaji pokok sebesar US$ 2 juta atau setara Rp 26,7 miliar (asumsi Rp 13.368 per US$ 1) untuk menjabat sebagai CEO baru Yahoo. Gajinya lebih tinggi daripada Mayer, yang saat ini mengantongi gaji pokok US$ 1 juta atau setara Rp 13,3 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Yahoo diperkirakan akan membayar McInerney sebesar US$ 4 juta pada tahun pertamanya bekerja, dengan asumsi bonus target sama seperti gaji pokoknya.
Jumlah tersebut 25 persen lebih banyak daripada US$ 3 juta atau setara Rp 40 miliar, yang didapatkan Mayer dalam bentuk gaji dan bonus tunai pada tahun ini. Demikian seperti dilansir Fortune, Selasa (14/3/2017).
McInerney juga dinilai layak mendapatkan hadiah saham tahunan senilai US$ 24 juta atau setara Rp 320,8 miliar. Jika ia menerima jumlah maksimal, maka akan dua kali lipat daripada yang didapat Mayer pada 2015, saat kesepakatan antara Yahoo dan Verizon belum diumumkan.
Sementara itu, Mayer akan meninggalkan Yahoo dengan pesangon sebesar US$ 23 juta atau setara Rp 307 miliar. Nilai pesangonnya dicantumkan pada dokumen resmi Yahoo di Komisi Bursa Efek (SEC) Amerika Serikat per 10 Maret 2017.
Berdasarkan keterangan pada dokumen itu, pesangon bisa diberikan dengan syarat tertentu yaitu alasan yang baik dan masuk akal.
Adapun perusahaan yang akan dijalankan oleh McInerney setelah kesepakatan dengan Verizon selesai, tidak akan beroperasi seperti yang dilakukan Yahoo saat ini. Melainkan akan menjadi sebuah perusahaan investasi dan berganti nama menjadi Altaba.
(Din/Isk)