Liputan6.com, Crewe - Bentley, merek mobil mewah asal Inggris, sejauh ini hanya memproduksi mobil di negeri asalnya saja. Namun Chief Executive Wolfgang Durheimer, membuka peluang bahwa di masa depan, mereka bisa saja membuka pabrik di luar Inggris.
Berbicara kepada Reuters, Durheimer mengatakan bahwa hal itu akan mereka lakukan jika memang situasinya memungkinkan. Sementara situasinya sekarang tidak terlalu menentu, mengingat keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Saya punya sembilan sampai 12 bulan untuk wait and see apa yang akan terjadi, dan setelah itu saya harus mengambil keputusan serius. Ini semua terkait dengan model kami di masa depan," ujar Durheimer, dikutip Selasa (14/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, waktu tersebut sangat tepat untuk merencanakan banyak hal. Selain Bentley, mereka juga meminta pemerintah Inggris untuk berkomitmen.
Salah satu aral rintang yang bakal dihadapi pabrikan di Inggris adalah hambatan perdagangan. Selama bergabung dengan Uni Eropa, mereka tidak perlu membayar pajak ke negara anggota. Namun setelah keluar, hal tersebut tidak lagi berlaku.
Hal yang sama sebetulnya juga dirasakan pabrikan lain. Misalnya Nissan. Mereka punya pabrik di Inggris. Bedanya, Nissan punya banyak pabrik selain di Inggris.
Durheimer juga mengatakan, salah satu yang jadi pertimbangan mereka adalah citra merek. Produksi yang hanya dilakukan di Inggris membuat mereka eksklusif.
"Ini (hanya buat mobil di Inggris) membuat kami sangat unik, tapi kami tahu merek mobil lain sangat internasional. Sebelum kami tidak bisa memproduksi Bentley lagi, kami akan memproduksinya di tempat lain," terangnya.