Liputan6.com, Jakarta Zat sisa dari kalsium dan asam urat yang mengendap bisa menyebabkan terbentuknya kristal sehingga jika dibiarkan dapat membentuk batu ginjal.
Apabila batu ginjal dibiarkan membesar dapat menyumbat aliran urine dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen.
Baca Juga
Advertisement
Umumnya, Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) menjadi salah satu penanganan untuk mengambil batu ginjal yang lebih dari dua cm. Prosesnya dengan menusukan alat PCNL ke dalam ginjal, lalu batu ginjal akan hancur di dalam ginjal, dan sisanya langsung dikeluarkan dengan alat.
Namun, ada penanganan lain untuk batu ginjal yang ditawarkan kepada masyarakat, yaitu Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).
Menurut Marto Sugiono, Dokter Spesialis Urologi dari Siloam Hospital Kebon Jeruk (SHKJ), ESWL bisa menjadi solusi jitu untuk kasus batu ginjal. Sebab, tindakan ini tidak melewati proses pembedahan atau operasi.
"Jadi tindakan ini memacahkan batu oleh gelombang suara kejut yang asal usulnya di luar badan. Tujuan dari ESWL ini bukan menarik si batu ginjalnya secara langsung, tapi batu ginjalnya itu dihancurkan jadi lebih kecil sehingga dia nanti keluar secara alami melalui kencing," kata Marto menjelaskan.
Tindakan ESWL ini hanya bisa dilakukan jika ukuran batu di bawah lima milimeter hingga dua cm. Sementara, pada ukuran batu ginjal yang lebih dari itu butuh tindakan ESWL lebih dari satu kali.
"ESWL ini bisa dilakukan sampai empat kali. Setidaknya dalam jangka waktu dua minggu sampai satu bulan. Tapi kalau sudah empat kali tidak bisa juga ya kami sarankan untuk operasi," ujar Marto.