Liputan6.com, Islamabad - Waktu menengangkan itu berakhir juga. Seluruh penumpang dan kru Pakistan Airways yang dibajak akhirnya dibebaskan.
Mereka dilepaskan di Suriah. Pembebasan dilaksanakan usai Pemerintah Pakistan setuju membebaskan 54 tahanan politik sesuai dengan permintaan para pembajak.
Sebanyak 147 orang yang ada di dalam pesawat pun menghirup udara bebas setelah tiba di Damaskus.
Pesawat Pakistan Airways 720 dibajak pada 2 Maret 1981 oleh tiga orang pria bersenjata. Burung besi ini direncanakan terbang dari Karachi ke Peshawar demikian dilansir dari BBC.
Oleh para pembajak pesawat dipaksa terbang ke Afghanistan. Di sana, seorang penumpang warga Pakistan yang bekerja sebagai diplomat dihabisi nyawanya.
Baca Juga
Advertisement
Dipimpin seorang pria yang bernana Islamullah Khan, seluruh pembajak mengaku sebagai bagian dari kelompok Al Zulfikar yang bertujuan untuk melengserkan Presiden Pakistan Zia ul-Haq.
Mengetahui peristiwa pembajakan ini ul-Haq marah besar. Ia menuduh Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin anak dari Presiden Pakistan terdahulu Zulfikar Ali Bhutto, Murtazo Bhutto sebagai otak pembajakan.
Dia menuding, Murtazo yang hidup di pengasingan di London bertemu dengan para pembajak di Afghanistan.
Dari ratusan orang yang dibebaskan terdapat 3 warga AS, 1 Kanada dan seorang Swedia. Mereka menyatakan tidak mendapat aksi kekerasan di dalam pesawat.
Namun, tekanan mental terus menghatui mereka. Pasalnya, mereka diancam akan dibunuh oleh para pembajak.
Keterangan berbeda disampaikan kelompok pembajak. Mereka mengatakan, tiga orang AS adalah anggota CIA dan mengacam meledakan pesawat jika tak langsung dilepaskan.