Bahrumsyah, Komandan ISIS Asia Tenggara Asal Indonesia Tewas

ISIS mengonfirmasi kematian Bahrumsyah saat tengah menjalankan operasi bunuh diri. Namun, mereka mengklaim aksinya berhasil.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Mar 2017, 06:54 WIB
Bahrumsyah, Komandan ISIS Asia Tenggara Asal Indonesia Tewas

Liputan6.com, Raqqa - Komandan ISIS untuk wilayah Asia Tenggara asal Indonesia, Bahrumsyah, tewas pada Senin, 13 Maret 2017. Ia diyakini meninggal dalam serangan bunuh diri gagal yang rencananya menyerang tentara Suriah.

Bahrumsyah tewas usai mobil bermuatan bahan peledak yang ia kemudikan menuju unit Angkatan Darat Arab Suriah di Palmyra meledak sebelum waktunya. Kematian pentolan ISIS itu disampaikan oleh Al-Masdar News seperti dikutip dari The Straits Times, Rabu (15/3/2017).

ISIS mengonfirmasi kematian Bahrumsyah tersebut, tapi mengklaim dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa serangan bunuh diri oleh Abu Muhammad al Indonesi berhasil menyebabkan kerusakan musuh.

Abu Muhammad al Indonesi adalah nom de guerre atau nama samaran perang yang diadopsi oleh Bahrumsyah.

Sosoknya menjadi terkenal dua tahun lalu setelah muncul dalam sebuah video perekrutan. Dalam video, ia menyerukan militan asli Indonesia dan tempat lain di wilayah Asia Tenggara untuk bergabung ISIS.

Bahrumsyah dilaporkan dipilih sendiri oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi untuk memimpin Katibah Nusantara - unit pertempuran kepulauan Melayu yang berbasis di Raqqa.

Dia adalah pemimpin dari Mujahidin Barat Indonesia sebelum berangkat ke Suriah, Mei 2014.

Para ahli mengatakan, ia milik jaringan pro ISIS militan di Indonesia yang meliputi Bahrun Naim, Abu Jandal, dan jaringan teroris Jemaah Ansharut Daulah yang dipimpin Aman Abdurrahman.

Bahrun dan Abu Jandal juga telah melakukan perjalanan untuk bergabung ISIS di Suriah, sementara Aman menjalani hukuman di penjara Indonesia karena mendanai kamp pelatihan paramiliter di Aceh pada 2010.

Amerika Serikat telah menempatkan Aman dan Bahrumsyah dalam daftar teroris pada bulan Januari.

Istri ketiga Bahrumsyah, Nia Kurniawati, termasuk dalam 75 orang Indonesia yang dideportasi dari Turki pada Januari lalu setelah diduga mencoba masuk Suriah.

Sejak itu, perempuan tersebut ditempatkan dalam program deradikalisasi di sebuah penampungan di Jakarta.

Kematian Bahrumsyah ini, jika benar, akan menjadi pukulan yang signifikan terhadap ambisi ISIS di bagian dunia, kata pengamat terorisme dari Centre for Radicalism and Deradicalisation Studies, Adhe Bhakti.

"Dia adalah seorang penghubung penting bagi Indonesia yang ingin terhubung dengan ISIS di Suriah," ia menambahkan.

"Dengan kematian Bahrumsyah dan Abu Jandal, hanya Bahrun Naim yang tersisa."


Siapa Bahrumsyah?

Bahrumsyah, merupakan anggota teroris yang muncul di dalam video mengenai ajakan bergabung dengan ISIS pada situs berbagi video. Dia merupakan salah satu pentolan ISIS yang berasal dari Indonesia, selain Bahrun Naim dan Abu Jandal.

Bahrumsyah berperan sebagai penyokong dana dalam teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.

Kapolri Tito Karnavian saat masih menjabat sebagai Kepala BNPT menjelaskan, jaringan teroris di Indonesia masih dikontrol oleh tiga ideolog teroris, yaitu Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abu Jandal yang diketahui berada di Suriah.

"Ada tiga jaringan perantara di situ Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abdul Jandal alias Abdul Barok. Tiga orang ini harus dinetralisasi. Kalau tidak, mereka ini akan memprovokasi," ujar Tito dalam acara "The General Briefing on Counter Terrorism" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa 19 April 2016.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya