Liputan6.com, Jakarta - Sidang ke-14 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Selasa kemarin menghadirkan empat saksi meringankan.
Salah satu saksi adalah mantan sopir pribadi Ahok bernama Suyanto. Dalam keterangannya, Suyanto mengungkapkan sikap Ahok dan keluarganya terhadap tetangga dan warga Belitung Timur yang 90 persen muslim.
Advertisement
"Kalau ada warga yang sakit, orangtua Pak Basuki yang jadi tumpuan pertama. Orang-orang pertama kali minta bantuan ke Pak Indra (ayah Ahok) buat minta uang berobat. Bahkan, Pak Indra bilang, 'Tolong bilang ke saya kalau ada warga yang minta bantuan bangun masjid, kami bantu bangun fondasi masjidnya'," kata Suyanto di Auditorium Kementan, Selasa 14 Maret 2017.
Menurut Suyanto, Ahok sangat menghargai orang yang memeluk agama lain. Hal itu terlihat ketika Ahok menyuruhnya salat Jumat ketika sudah saatnya, meski saat itu Suyanto tengah di perjalanan mengantarkan Ahok.
"Pak Basuki bilang waktu itu 'Sudah kamu salat dulu, saya tunggu di mobil'," ucap Suyanto.
Suyanto juga bercerita, tidak ada pembedaan meski dirinya sopir. Dia mengaku sering menginap di rumah Ahok. Bahkan tidur di kamar yang juga ditempati Ahok.
Suyanto menceritakan awal mula perkenalannya dengan Ahok, yakni pada 1989. Saat itu ia sering membantu mengambil bola tenis ketika Ahok bermain tenis. Ahok adalah atasannya di sebuah perusahaan.
Selain itu, Suyanto menyebut kebaikan Ahok menurun ke anaknya sekarang. "Anak saya dan anak Pak Basuki, teman baik. Nicholas suka mengingatkan anak saya, jangan lupa sembahyang," ucap dia.